Kampanye Amerika Serikat (AS) melawan Huawei China tak berdampak besar pada penjualan perusahaan. Tak akan banyak pula negara yang melarang Huawei untuk membangun jaringan seluler generasi mendatang.
Ketua Harian Huawei, Eric Xu, menegaskan, pendapatan Huawei melonjak 36% selama dua bulan pertama tahun 2019 dan ditetapkan untuk lonjakan tahunan 15% menjadi US$125 miliar. Hal itu menunjukkan kekuatan perusahaan China itu dalam bisnis ponsel pintar dan penjualan komputasi dan jaringan komunikasi.
"Baru-baru ini kami melihat sejumlah besar negara membuat keputusan sendiri," kata Xu, saat wawancara di kantor pusat Huawei Technologies di Shenzhen kemarin, (27/3/2018).
Baca Juga: Lawan Pemerintah AS, Huawei Layangkan Gugatan
Sementara, Australia telah melarang jaringan 5G Huawei karena masalah keamanan. Negara-negara Uni Eropa, seperti Jerman dan Prancis telah mengindikasikan mereka cenderung mengabaikan ajakan AS untuk menutup raksasa telekomunikasi itu.
"Mungkin hanya Australia (yang melakukan hal tersebut)," tambahnya.
Dilansir dari Reuters, Huawei telah diawasi secara ketat, terutama AS karena peralatannya dicurigai dapat digunaka oleh Beijing untuk memata-matai. Huawei pun mengatakan kekhawatiran itu tidak berdasar.
Xu mengatakan dia tidak berharap AS mengintensifkan serangannya terhadap perusahaan dengan melarang penjualan komponen AS ke Huawei. Langkah itu hampir membuat rekan senegaranya ZTE Corp keluar dari bisnis pada tahun lalu, sebelum Presiden AS Donald Trump mencabut larangan tersebut.
Huawei adalah pembeli chip komputer terbesar ketiga di dunia, banyak di antaranya berasal dari perusahaan AS. Larangan penjualan seperti itu akan mengganggu industri teknologi global, kata Xu.
Komentar Xu dilaontarkan bersamaan dengan gugatan Huawei terhadap pemerintah AS atas undang-undang yang membatasi akses pasarnya.
Baca Juga: Punya Pusat Transparansi Keamanan Siber di Brussels, Huawei Beberkan 3 Fungsi Utamanya
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Kumairoh
Tag Terkait: