Satelit Nusantara Satu milik PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) telah sukses mengorbit di 146° BT atau tepat di atas Papua sesuai jadwalnya, yakni 7 Maret 2019. Saat ini, Nusantara Satu sedang melakukan test di orbit (in-orbit test) tahap akhir dan indikasi teknis menunjukkan kondisi satelit dalam keadaan normal sesuai spesifikasinya.
Dengan suksesnya pengorbitan itu, Satelit Nusantara Satu siap melayani kebutuhan internet di seluruh Indonesia. Saat ini, sekitar 3 ribu desa yang berhasil dikoneksikan oleh PSN, sampai akhir tahun 2019 jumlahnya ditargetkan meningkat hingga 10 ribu desa. Dan diperkirakan 25 ribu desa dapat terhubung ke internet sekitar tahun 2020-2021.
Direktur Utama PSN, Adi Rahman Adiwoso, mengatakan, dengan semangat ‘Satukan Indonesia’, Satelit Nusantara Satu telah mengemban tugasnya dengan baik hingga saat ini dan siap beroperasi agar dapat memberikan akses internet yang merata kepada seluruh masyarakat Indonesia.
"Hal ini sejalan dengan komitmen dan konsistensi PSN untuk terus mendorong penggunaan satelit agar mengurangi digital gap di seluruh wilayah di Indonesia,” kata Adi dalam pernyataan resminya, Senin (1/4/2019).
Baca Juga: Gunakan Space-X Milik Elon Musk, Berapa Biaya untuk Luncurkan Satelit Nusantara Satu?
Sejak meluncur, Nusantara Satu masih dikendalikan oleh MCC Palo Alto milik SSL, tetapi tetap di bawah pengawasan SCF Jatiluhur. Setelah serangkaian tes pada satelit berjalan lancar dan proses administrasi diselesaikan, SSL pun akan menyerahkan kendali kepada PSN selambat-lambatnya pada 1 April ini.
“Semua yang di bawah kendali kami seperti pusat monitor jaringan di Cikarang dan SCF Jatiluhur sudah siap beroperasi sejak 2 November tahun lalu. Kami bersyukur peluncuran satelit hingga mencapai orbitnya dan pelaksanaan seluruh proses mulai dari persiapan, peluncuran, perjalanan menuju orbit hingga serangkaian pengujian teknis telah dilakukan dengan baik," jelas Adi
Satelit Nusantara Satu merupakan satelit broadband dengan teknologi High Throughtput Satellite (HTS) yang dapat memberikan layanan internet dengan kapasitas lebih besar dibandingkan satelit konvensional. Selain itu, teknologi Next Generation Electric Propulsion pada Nusantara Satu mampu membuat berat satelit menjadi sangat ringan saat peluncuran sehingga membuatnya lebih efisien dan cost effective sehingga menjadikan biaya investasi lebih terjangkau.
Ketika meluncur, Satelit Nusantara Satu hanya memiliki bobot sebesar empat ton, sementara kapasitas kargo Space-X adalah tujun ton. Dalam perjalanannya, Satelit Nusantara Satu melepaskan Forecone dan Satelit SSV2 di ketinggian sekitar Geosynchronous. Kemudian Satelit Nusantara Satu berhasil menempati orbit pada Kamis (7/3/2019) dan langsung menjalani rangkaian tes uji coba.
Baca Juga: Susul Satelit Nusantara 1, PSN Siapkan Nusantara 2 dan 3
Rangkain Tes terhadap Nusantara Satu
Menurut Adi, serangkaian tes telah dilakukan oleh Nusantara Satu. Sehari setelah mengorbit (8/3/2019), tes di orbit atau In Orbit Test (IOT) dijalankan di Cikarang. Mulai dari tes Payload/Transponder IOT, hingga Bus IOT di Mission Control Center (MCC) Palo Alto dari SSL. Tim PSN juga melakukan verifikasi dari Satellite Control Facility (SCF) di Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat.
Menurut Direktur Perencanaan dan Pengembangan PSN, Dani Indra Widjanarko, uji coba IOT pada Satelit Nusantara Satu perlu dilakukan untuk mengevaluasi kesehatan satelit pascapeluncuran. Pengetesan diklaim berjalan dengan baik tanpa degradasi spesifikasi teknis ataupun pengurangan umur satelit. Sejak peluncuran hingga perjalanan menuju orbit.
"Pengecekan Bus dan Transponder menunjukkan hasil yang baik. Berbagai prosedur pengujian lainnya juga berhasil dilalui sesuai prediksi. Malah dalam banyak hal, hasilnya justru melebihi ekspektasi kami,” ungkap Dani.
Satelit Nusantara Satu memiliki kapasitas 26 transponder C-band dan 12 transponder Extended C-band serta 8 spot beam Ku-band dengan total kapasitas bandwidth mencapai 15 Gbps. Cakupan C-band dan Extended C-band satelit tersebut meliputi wilayah Asia Tenggara, sementara untuk Ku-Band meliputi seluruh wilayah Indonesia yang terdiri dari 8 Spot Beam pada sistem HTS. Dengan menggunakan platform SSL-1300 140, Satelit Nusantara Satu sanggup mengorbit dan beroperasi selama lebih dari 15 tahun.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Kumairoh
Tag Terkait: