Kabar mengenai salah satu unicorn Indonesia, Go-Jek, yang bertransformasi menjadi decacorn santer beredar sejak Kamis (4/4/2019). Namun, pihak Go-Jek masih belum mengeluarkan pernyataan resmi mengenai hal tersebut.
Berdasarkan laporan lembaga riset CB Insights bertajuk The Global Unicorn Club, valuasi Go-Jek sudah melampaui angka US$10 miliar. Laporan tersebut juga menyebutkan, valuasi mereka berada di peringkat 19 di dunia.
"Mengenai riset tersebut, nanti kami akan keluarkan pernyataan resmi. Mohon ditunggu," ujar tim Juru Bicara Go-Jek kepada Warta Ekonomi melalui pesan tertulis, Jumat (5/4/2019).
Bila kabar tersebut benar, maka perusahaan besutan Nadiem Makarim dkk itu akan menyusul Grab, melahirkan dekakorn kedua di Asia Tenggara. Sang kompetitor telah meraih gelar itu lebih dulu pada Februari lalu.
Baca Juga: Apa Itu Decacorn?
Sebelumnya, pada Februari lalu, Go-Jek mengumumkan penutupan putara pertama dari pendanaan Seri F-nya. Menurut laporan dari TechCrunch, nominal yang dihimpun perusahaan mencapai sekitar Rp12,9 triliun dari target sekitar Rp28 triliun dalam seri pendanaan itu.
Putaran pertama pendaan itu dipimpin oleh Google, JD.com, dan Tencent, serta partisipasi dari Mitsubishi Corporation dan Provident Capital. Pendanaan seri itu digunakan untuk keperluan ekspansi ke pasar Vietnam, Singapura, Thailand, dan Filipina, serta mengukuhkan bisnis di Indonesia.
Bisnis Go-Jek di negara ini meliputi transportasi, pengiriman makanan, layanan on-demand, pembayaran, dan layanan keuangan. Sementara model bisnis Go-Jek di negara lain berada dalam tahap yang berbeda-beda.
Berdasarkan keterangan resmi perusahaan Go-Viet di Vietnam menawarkan pengiriman makanan dan transportasi roda dua. Begitu pula dengan Get di Thailand yang menyediakan layanan ojek daring. Sementara di Singapura, Go-Jek masih hadir dalam layanan transportasi roda empat.
Baca Juga: Diramal Jadi Decacorn, Ini Jawaban Bukalapak
Perusahaan ride-hailing yang didirikan oleh Nadiem Makarim itu telah tersedia di 204 kota, 2 juta pengemudi, dan 400 ribu mitra pedagang. Namun, sebagian besar layanan dan mitra Go-Jek masih berada di Indonesia.
Go-Jek mengklaim telah diunduh oleh 130 juta pengguna (sama seperti Grab), meski baru berada di tiga pasar. Lebih lanjut, volume transaksi Go-Jek pada 2018 mencapai US$2 miliar, sedangkan GMV tahunan yang duraih berada di angka US$6,7 miliar.
Transaksi bukan pendapatan. Namun, transaksi dapat berupa layanan penjemputan motor seharga Rp14 ribu atau pembayaran lewat kode QR. GMV juga bukan pendapatan, melainkan total penjualan serta volume transaksi yang terjadi melalui 1 platform.
Baca Juga: Resmi, Grab Resmi Jadi Decacorn Pertama di Asia Tenggara
Di lain sisi ada Grab, yang telah beroperasi di delapan negara dan mengakuisisi pesaingnya, Uber. Mereka mengumumkan berhasil memperoleh pendapatan sebesar US$1 miliar pada 2018 dan menargetkan penggandaan di tahun ini.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: