Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Schneider Electric Ikut Ramaikan Pasar Cloud di Indonesia

Schneider Electric Ikut Ramaikan Pasar Cloud di Indonesia Kredit Foto: Schneider Electric
Warta Ekonomi, Jakarta -

Satu per satu perusahaan multinasional tertarik masuk dan turut meramaikan pasar layanan jasa cloud di Indonesia. Setelah sebelumnya Amazon, Microsoft hingga Alibaba secara resmi membawa bisnis cloud besutannya ke pasar nasional, kini giliran perusahaan pengelolaan energi dan otomatisasi asal Perancis, Schneider Electric yang melakukan hal serupa.

Melalui teknologi hybrid cloud, Schneider Electric mencoba memperkenalkan sistem pengelolaan data yang dapat disesuaikan dengan kapasitas dan anggaran perusahaan.

"Pertumbuhan bisnis data center di Indonesia telah tumbuh dua kali lipat sejak 2015 hingga 2018 lalu. Tren (pertumbuhan) ini bakal terus berlanjut dengan adanya berbagai pilihan data center yang telah tersedia di pasaran. Para pelaku industri dan ahli teknologi informasi (TI) perlu mengenali berbagai pilihan itu untuk disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan," ujar Presiden Schneider Electric Indonesia, Xavier Denoly di sela acara Schneider Electric Innovation Day 2019 di Jakarta, Kamis (4/4/2019).

Baca Juga: Setelah Google, Akankah Walmart Luncurkan Layanan Cloud Gaming?

Masing-masing pilihan jasa cloud tersebut, menurut Xavier, bisa saling dikombinasikan dengan sistem pengelolaan datanya, baik melalui fasilitas terpusat (centralized data center on premise), komputasi awan (cloud computing) maupun sistem pusat data lokal (local edge data center).

Misalnya saja untuk jenis perusahaan seperti ritel, perbankan atau institusi pemerintahan yang memiliki banyak kantor cabang di daerah, maka perlu dikombinasikan antara tiga pilihan jasa tersebut guna memastikan kelancaran arus lalu lintas data.

"Selain itu, perusahaan juga harus memastikan ketahanan dan keberlangsungan operasional di dalam ekosistem data center yang makin kompleks. Hal ini dapat dilakukan dengan strategi pengelolaan energi yang lebih andal dan efisien dalam satu platform," ujar Vice President of Secure Power Division Schneider Electric Indonesia, Yana Achmad Haikal, dalam kesempatan yang sama.

Kegiatan operasional data center, dikatakan Yana, membutuhkan pantauan 24 jam nonsetop. Beberapa hal krusial yang perlu diperhatikan, di antaranya soal pasokan listrik, pengaturan suhu, kelembaban udara hingga identifikasi potensi kerusakan perangkat.

"Untuk kebutuhan ini kami punya produk bernama EcoStruxure IT, yaitu teknologi berbasis internet of thing (IoT) yang dapat dimanfaatkan sebagai manajemen tools untuk data center sehingga kinerja infrastruktur data center dapat didorong lebih maksimal sekaligus mengurangi berbagai risiko lain," tutur Yana.

Baca Juga: Dell EMC Rilis Peningkatan Proteksi Data, Pelanggan Makin Terlindungi di Era Multi-Cloud

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Taufan Sukma
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: