Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Analis: Kondisi Ekonomi Rentan di Tahun Politik

Analis: Kondisi Ekonomi Rentan di Tahun Politik Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Di tahun politik, ekonomi Indonesia dinilai tengah berada pada kondisi rentan. Analis ekonomi politik, Kusfiardi bahkan menilai Indonesia di rezim saat ini sedang mengalami kondisi kebangkrutan.

Menurutnya, kebangkrutan tersebut terlihat dari defisit neraca perdagangan dan neraca pembayaran. Parameter lain ialah keseimbangan primer APBN yang juga mengalami defisit.

"Kebangkrutan itu menjadi indikator lemahnya fundamental ekonomi nasional," jelas Kusfiardi di Jakarta, Jumat (5/4/2019).

Co-Founder FINE Institute ini memaparkan perlunya penanganan yang komprehensif dan terintegrasi agar bisa mewujudkan kemandirian ekonomi nasional serta mengatasi kebangkrutan. Diantaranya ialah agenda legislasi untuk mengatasi situasi ini.

"Prioritasnya adalah UU Sistem Perekonomian Nasional, UU BUMN dan UU Koperasi sebagai tulang punggung perekonomian nasional," sambungnya.

Baca Juga: Analisis ADB: Permintaan Domestik Jaga Ekonomi Indonesia Tetap Kuat Hingga 2020

Selanjutnya agenda legislasi tersebut perlu disinergikan dengan prioritas kebijakan substitusi impor. Adapun fungsinya, menurut Kusfiardi ialah demi memperkuat fundamental ekonomi nasional.

Sementara untuk mendukung optimalisasi penerimaan negara, ia menilai perlunya pemisahan antara Dirjen Pajak dan Kementerian Keuangan.

"Mungkin dibuat suatu lembaga tersendiri untuk mengurusi perpajakan Indonesia yang merupakan sumber pendapatan utama negara kita selain dari PNBP," terang Kusfiardi.

Perlunya integerasi antara eksekutif dengan legislatif juga dilontarkan oleh pengamat ekonomi Universitas Al-Azhar, Dina Nurul Fitria. Menurutnya, visi misi calon presiden  harus bisa sejalan dengan Caleg DPR ataupun DPRD dari para pendukungnya.

"Visi misi calon presiden harus sejalan dengan partai pendukungnya," jelas Dina.

Baca Juga: Soal Ekonomi 2018, BI: Kita Patut Bersyukur

Sementara menurut Direktur INDEF Enny Srihartati, sebagai negara kaya sumber daya alam, Indonesia memiliki segala potensi yang tersimpan, baik dari dalam perut bumi, permukaan ataupun maritimnya.

Dengan kekayaan tersebut, bisa menjadikan Indonesia mandiri dalam arti bisa mengurus dirinya sendiri.

"Tinggal tata kelolanya saja," kata dia.

Menurutnya, negara besar seperti Cina hanya mengimpor sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui seperti batubara dari Indonesia. Sementara Indonesia mengekspor bahan mentah dan bahan setengah jadi.

Selanjutnya,  bahan jadi tersebut diimpor dari negara-negara industri.

Sementara politikus Partai Gerindra Biem Benjamin menegaskan pasangan Capres Cawapres 02 meletakkan fokus ekonomi pada misi pertamanya. Duet Prabowo Sandi,  kata dia, mencanangkan akan membangun perekonomian nasional yang adil, berkualitas, dan berwawasan lingkungan dengan mengutamakan kepentingan rakyat Indonesia melalui jalan politik ekonomi sesuai pasal 33 UUD 1945.

“Prabowo Sandi akan mewujudkan sumber daya manusia yang produktif dan mampu bersaing ditingkat dunia, karena kunci dari kemandirian ekonomi Indonesia saat ini ada di pucuk tertinggi sebuah negara yaitu presidennya," urainya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: