Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

NU Lumajang Protes Sandiaga, Cucu Pendiri NU Bilang Begini

NU Lumajang Protes Sandiaga, Cucu Pendiri NU Bilang Begini Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno melambaikan tangan usai sholat jumat di Masjid Agung Kota Tegal, Jawa Tengah, Jumat (1/3/2019). Sandiaga Uno bertemu warga Kota Tegal dalam rangka berkampanye untuk dukungan pemenangan calon Presiden dan calon Wakil Presiden nomor urut 02 Prabowo-Sandi. | Kredit Foto: Antara/Oky Lukmansyah
Warta Ekonomi, Jakarta -

Juru Bicara BPN Prabowo-Sandiaga, Irfan Yusuf Hasyim (Gus Irfan) angkat suara keberatan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Lumajang, Jawa Timur atas aksi Cawapres Sandiaga Uno mengibarkan bendera NU saat kampanye di Stadion Lumajang.

Cucu pendiri Nahdlatul Ulama (NU) Hasyim Asy'ari ini, mengatakan pengibaran bendera NU oleh Sandiaga hanyalah umpan balik dari peserta kampanye di Lumajang yang notabene kader NU. Bukan masuk dalam skenario panitia kampanye di Lumajang.

Baca Juga: Keren! Cara Sandiaga Tangkal Hoax Prabowo Anti-Shalawat

"Sandiaga merespons dari peserta kampanye. Sesuatu hal yang natural dan wajar saja. Bendera NU bukan dipersiapkan oleh panitia kampanye. Itu yang perlu digarisbawahi," ujarnya di Jakarta, Sabtu (6/4/2019).

Karena itu, pihaknya justru mempertanyakan mengapa PCNU Lumajang begitu reaktif atas tindakan spontan Sandiaga Uno tersebut. Sikap yang sama tidak ditunjukkan terhadap sikap NU yang berat sebelah mendukung paslon 01.

"Tapi untuk masalah yang lebih serius, yakni penggunaan mesin struktur NU untuk pemenangan paslon nomor 01, struktur NU tidak bergeming. Struktur NU tidak bereaksi, namun justru terlibat aktif," jelasnya.

Baca Juga: Kampanye di Kaltim, Sandiaga Uno Janjikan OK-Oce

Ia menambahkan, sebagai dzurriyyah muassis NU sangat prihatin dengan lelaku oknum pengurus struktur NU yang tanpa tedeng aling-aling menjadikan NU sebagai kendaraan politik partisan berjangka pendek. Mestinya, kata dia NU sebagai penjaga moral para pelaku politik, namun justru terlibat sebagai pemain lapangan.

"Tindakan yang ceroboh dan menjadikan cacat historis bagi perjalanan khitah NU. Pengurus ada masanya, tapi kami sebagai anak turun pendiri NU, tak ada masanya hingga hayat dikandung badan," katanya.

Menurutnya, reaksi PCNU Lumajang dengan memframing tindakan Sandi terkait bendera NU sedemikian rupa sejatinya sedang melakukan tindakan sebagaimana peribahasa 'menepuk air di dulang, terpercik muka sendiri'. Baiknya para pengurus NU di semua jenjang organisasi untuk meminta fatwa pada hati masing-masing apakah tindakan mereka benar secara organisasi atau tidak.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Irfan Mualim
Editor: Irfan Mualim

Bagikan Artikel: