Mata uang kebanggaan negeri Paman Sam, dolar AS, harus tabah dalam menghadapi rupiah. Baru sehari membuat rupiah KO 0,28% kemarin, dolar AS kembali terdepresiasi oleh rupiah. Pada pembukaan pasar spot pagi tadi, rupiah menguat 0,11% ke level Rp14.145 per dolar AS.
Memang, menjelang siang ini apresiasi rupiah kian menipis hingga sempat menyentuh angka 0,09% ke level Rp14.150 per dolar AS. Meskipun begitu, rupiah patut dibanggakan karena kini menyandang status sebagai mata uang terkuat kedua di Asia setelah yen (0,06%).
Baca Juga: Hmm... Dolar AS Akan Tertekan, Belum Tentu Rupiah Aman
Tak ada mata uang Asia lainnya yang mampu membuat rupiah terkoreksi. Bahkan, mata uang sekelas won dan yuan pun terkoreksi masing-masing sebesar 0,32% dan 0,19% terhadap rupiah. Begitu pun juga mata uang seperti baht, dolar Singapura, dan dolar Taiwan juga terkoreksi cukup dalam masing-masing sebesar 0,23%, 0,12%, dan 0,11%.
Kejayaan rupiah pada hari ini tidak terlepas dari tekanan demi tekanan yang dialami oleh dolar AS. Melansir dari Reuters, dolar AS dikabarkan tengah menghadapi tekanan yang datang dari melonjaknya harga minyak mentah dunia.
Baca Juga: Rupiah, the Real Big Boss Mata Uang Dunia!
Terlebih lagi, data pesanan barang tahan lama AS untuk periode Februari lalu tercatat menurun sehingga turut menjadi sentimen yang kurang bagi dolar AS. Alhasil, pergerakan dolar AS pagi ini di pasar spot relatif terkoreksi.
Baca Juga: Sepekan Terapresiasi 0,82%, Rupiah Butuh Rehat
Hanya ada segelintir mata uang yang memberikan kesempatan bagi dolar AS untuk terapresiasi tipis, yaitu dolar Taiwan (0,01%), yuan (0,02%), dan won (0,14%). Selebihnya, dolar AS-lah yang terkoreksi.
Hingga pukul 09.53 WIB, yen masih mempimpin mata uang dunia yang menekan dolar AS paling dalam, yaitu sebesar 0,17%. Setelahnya, ada rupiah yang kini terapresiasi 0,11% terhadap dolar AS.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih
Tag Terkait: