Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jokowi Ditakut-takuti Waktu Mau....

Jokowi Ditakut-takuti Waktu Mau.... Kredit Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Warta Ekonomi, Probolinggo -

Saat melakukan kampanye terbuka di Probolinggo, Capres petahana Joko Widodo (Jokowi), mengatakan Barack Obama maupun Donald Trump sebagai Presiden AS yang pernah ditemuinya, tidak pernah sekalipun menyinggung soal Freeport.

"Saya ketemu Obama saat proses pengambilalihan, enggak ngomong sama saya juga. Ketemu Presiden sekarang Trump, enggak nyinggung-nyinggung juga. (Freeport) itu urusan bisnis, enggak ada yang masalahkan itu," ujarnya di Probolinggo, Rabu (10/4/2019).

Baca Juga: TGB Bilang Jokowi Pemimpin Tak Umbar Emosi, Sindir Siapa Nih?

Ia menambahkan, saat akan mengambil alih kepemilikan saham Freeport menjadi mayoritas, banyak yang berpesan kepadanya agar berhati-hati. Bahkan ada yang mengancam Papua bisa pecah jika Freeport diambil alih.

"Saya tugasi tiga menteri, mereka bertanya ke saya diteruskan apa enggak ini? Saya jawab teruskan," imbuhnya.

Faktanya, perjuangan itu pun membuahkan hasil ketika akhir 2018, Freeport berhasil diambil alih 51 persen sahamnya atas nama Indonesia. Jokowi pun melihat perlu keberanian besar untuk mengambil langkah tersebut.

Baca Juga: Debat Kelima, Jokowi Bakal Ungguli Prabowo

"Saya ditakut-takuti waktu mau ambil Freeport. Pak Presiden hati-hati kalau mau ambil Freeport. Hati-hati seperti apa? Hati-hati kalau bapak berani ambil Freeport, Papua akan goncang. Saya ke Papua, kok biasa-biasa saja. Enggak masalah," terangnya.

Oleh karena itu, ia justru menyesalkan ketika ada pihak-pihak yang menuduhnya sebagai antek asing. Sementara banyak hal yang telah dilakukan Jokowi dianggapnya sama sekali bertentangan dengan tuduhan sebagai antek asing.

"Saya pikir ini antek asing yang mana. Saya diam. Coba libat 2015 yang namanya Blok Mahakam, blok minyak terbesar sudah 50 tahun dikuasai Jepang-Prancis. Sejak 2015 sudah diserahkan 100 persen ke Pertamina. Itu dituding antek asing," katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Irfan Mualim
Editor: Irfan Mualim

Bagikan Artikel: