Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Apa Itu Reksa Dana?

Apa Itu Reksa Dana? Kredit Foto: Freepik/Indylooker
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dear milenial, bagaimana cara kamu mempersiapkan masa depan finansialmu? Menabung atau justru sudah mulai berinvestasi? Jika kamu masih belum berani mencoba berinvestasi, ada baiknya kamu mengenal apa itu reksa dana.

Reksa dana adalah salah satu alternatif investasi bagi kamu para investor pemula, terutama bagi investor yang tidak mempunyai banyak waktu serta keahlian untuk menghitung risiko atas investasi yang dilakukan.

Reksa dana vs Saham

Eits... kamu perlu tahu lho kalau investasi reksa dana itu berbeda dengan investasi saham. Dalam investasi saham, setiap pemegang saham mempunyai hak suara, sedangkan untuk pemegang reksa dana tidak.  

Baca Juga: Apa Itu Blue Chip?

Pasalnya, reksa dana dirancang sebagai saranan untuk menghimpun dana investasi dari pemodal untuk kemudian diinvestasikan ke dalam portofoilo saham oleh manajer investasi. Dengan demikian, dana yang ada dalam reksa dana merupakan dana bersama dari banyak investor yang kemudian dikelola oleh pihak yang disebut manajer investasi.

Menariknya, dalam berinvestasi reksa dana, investor dapat memilih skema reksa dana sesuai dengan tujuan yang dikehendakinya. Melansir dari economictimes.indiatimes.com, ada empat skema dalam berinvestasi reksa dana.

Reksa dana saham, yaitu investasi langsung dalam bentuk saham, di mana investor berpeluang mendapat pengembalian yang superior meskipun ada potensi risiko karena skema ini bergantung pada kinerja pasar saham.

Baca Juga: Reksa Dana jadi Mahar Pernikahan, Ini Baru Melek Keuangan

Reksa dana utang, yaitu investasi yang dilakukan dalam bentuk efek utang, salah satunya dalam bentuk obligasi. Meskipun memberi pengembalian yang lebih rendah, skema ini dipercaya lebih aman daripada skema saham.

Reksa dana hibrid, yaitu investasi reksa dana yang mengombinasikan antara investasi saham dengan investasi utang. Berikutnya ada skema reksa dana berorientasi solusi, yaitu investasi yang dirancang sebagai solusi dalam jangka panjang dengan masa penguncian selama lima tahun, seperti pensiun atau dana pendidikan anak.

Pengembalian reksa dana

Dalam berinvestasi reksa dana, setiap investor akan mendapat pengembalian atas investasinya melalui tiga cara, yaitu dividen, capital gain, dan penjualan saham reksa dana.

Pengembalian reksa dana melalui pembagian dividen (keuntungan) dan bunga obligasi akan tersimpan dalam portofolio dana investor, di mana pengembalian tersebut dapat didistribusikan atau diinvestasikan kembali oleh investor untuk menambah jumlah saham yang dimiliki.

Baca Juga: Reksa Dana Saham Dijagokan, Kenapa?

Cara pengembalian yang berikutnya, yaitu perolehan capital gain yang didapat melalui penjualan sekuritas di saat terjadi kenaikan harga yang cukup tinggi sehingga akan memberi keuntungan lebih besar untuk kemudian dibagikan kepada investor.

Pengembalian melalui cara ketiga ini menjadi yang paling mungkin untuk dilakukan sendiri oleh investor, yaitu melalui penjualan saham reksa dana. Pengembalian yang diterima akan semakin tinggi apabila penjualan saham dilakukan ketika harga saham sedang meningkat tajam.

Keunggulan reksa dana

Sebagai wadah alternatif investasi, reksa dana menawarkan beberapa keunggulan kepada para investor pemula. Pertama, dana investasi dari pemodal akan dikelola oleh pihak yang bernama manajer investasi.

Manajer investasi yang profesional akan membantu investor dalam mengelola investasi, terutama bagi investor yang mempunyai keterbatasan waktu dan pemahaman tentang investasi.

Baca Juga: Pasar Dinilai Makin Positif, Investor Bisa Mulai Lirik Reksa Dana Saham

Keunggulan berikutnya, yaitu pembelian reksa dana relatif mudah dan tidak membutuhkan modal investasi yang besar. Bagaimanapun, saat ini sudah banyak bank atau perusahaan pialang yang menjual reksa dana.

Begitu pun dengan produk yang ditawarkan terbilang murah, hanya dengan modal Rp100.000, investasi sudah dapat dilakukan.

Kerugian reksa dana

Dalam dunia investasi, tidak ada yang tidak mempunyai risiko, termasuk investasi reksa dana. Meskipun risiko yang timbul tidak sebesar ketika berinvestasi saham, investor reksa dana berpeluang mengalami kerugian dalam bentuk berkurangnya nilai unit penyertaan.

Hal itu disebabkan oleh turunnya harga dari saham, obligasi, atau surat berharga lainnya yang masuk ke dalam portofolio reksa dana. Selain itu, kerugian yang mungkin dialami oleh investor, yaitu berkiatan dengan likuiditas.

Dalam artian, kerugian tersebut timbul ketika manajer investasi menghadapi kesulitan karena sebagaian besar investor melakukan penebusan atau penjualan kembali atas unit-unit yang dimilikinya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: