Rupiah oh rupiah. Setelah mengukir prestasi gemilang dengan terapresiasi 0,82% terhadap dolar AS pekan lalu, rupiah justru alami koreksi berkepanjangan di pekan ini.
Perlambatan ekonomi global menjadi beban terberat bagi rupiah sehingga harus berakhir dengan koreksi 0,12% ke level Rp14.150 per dolar AS. Rupiah terpaksa 'angkat tangan' alias menyerah karena kehabisan waktu untuk mengikis kekuatan dolar AS.
Baca Juga: Rest in Peace, Rupiah
Namun, capaian itu saja sudah lebih baik daripada siang tadi, di mana koreksi rupiah terhadap dolar AS sempat menebal hingga 0,21%. Hal itu kemudian membuat rupiah menjadi mata uang terlemah di hadapan mata uang empat benua, Amerika, Eropa, Australia, dan Asia.
Pada akhir perdagangan spot sore ini, rupiah sudah lebih baik karena posisinya telah naik, bukan lagi yang terlemah melainkan yang kedua terlemah di antara mata uang benua kuning. Ya, rupiah masih lebih unggul dari ringgit sebesar 0,29%.
Sebenarnya, penguatan mata uang Asia lainnya terhadap rupiah tidak terlalu tebal karena tidak ada mata uang Asia yang menguat lebih dari 0,20%. Dolar Hongkong dan won menjadi yang menguat paling besar, yaitu 0,17% dan 0,16%.
Baca Juga: Tamatlah Sudah Riwayatmu Wahai Dolar AS!
Sungguh, rupiah hanya perlu tambahan waktu sedikit lagi untuk bisa bergabung dengan won, dolar Hongkong, dolar Singapura, dan baht sebagai mata uang Asia yang menguat di hadapan dolar AS.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih
Tag Terkait: