Ada tiga hal yang membuat orang suka berkumpul: makan gratis, groufie (group selfie), dan diskon. Yang terakhir ini, kebanyakan digandrungi oleh perempuan. Sebenarnya berapa potensi pasar para pemburu diskon di Indonesia?
Fandy Santoso, CEO Giladiskon, menyatakan bahwa potensi maksimal para pemburu diskon di Indonesia bisa mencapai 75 juta jiwa. Perhitungan ini berdasarkan jumlah pengguna aktif media sosial di kota besar.
"Pangsa pasar kami kan memang generasi milenial. Mereka adanya di mana? Media sosial. Maka, platform kami dan akun instagram kami bisa organic growth, cepat sekali tumbuhnya, dari 10.000 di akhir 2017, menjadi 600.000 di akhir 2018, dan sekarang sudah 1,3 juta follower," kata dia.
Perusahaan sendiri ingin "mengikat" followers ini dengan program GD+, fitur yang memungkinkan pengguna mendapatkan lebih banyak diskon. Cukup dengan membayar Rp100.000, pengguna bisa menikmati diskon selama satu tahun. Program yang baru diluncurkan sepekan ini sudah diikuti oleh 500 followers. Inginnya, dalam waktu 2-3 tahun, semua follower mereka sudah mengikuti program GD+.
Baca Juga: Berawal dari Iseng, Giladiskon Kini Punya Sejuta Follower Lebih
Ditambahkan Fandy, karakteristik mereka umumnya gampang mendatangi lapak brand-brand ternama. Semakin besar sebuah brand, kemungkinan mereka akan mengunjungi saat ada promo di brand tersebut semakin tinggi karena orang lebih familiar. Namun, tidak selalu begitu. Holdak misalnya, dalam satu hari, pernah mem-posting satu konten yang dilihat oleh 1 juta followers.
Selain itu, mereka umumnya malas membaca. Maka, sebisa mungkin pemilik brand mengunggah konten dengan informasi yang jelas. Tidak mengandalkan caption semata.
"Kalau bikin konten, di-post sendiri harus sejelas mungkin karena targetnya orang Indonesia, (mereka) itu paling malas membaca. Kami pernah bikin tulisan gede, jelas-jelas tulisannya harga khusus Rp50.000. Masih tetap ada yang nanya ini harganya berapa min? Sudah segede itu saja, masih ditanya, jadi memang harus sejelas mungkin, informasinya harus cukup di gambar yang diunggah," kata dia.
Baca Juga: Siapa Bilang Iklan Terus Dihindari? Di Platform Ini, Iklan Justru Dicari!
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Yosi Winosa
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: