Platform pembayaran elektronik garapan BUMN, LinkAja, diestimasi dapat meraih 20 juta hingga 40 juta pengguna pada 2021. Lebih lanjut, LinkAja juga diharapkan dapat menyusul Go-Jek, Traveloka, Tokopedia, dan Bukalapak untuk menjadi unicorn.
Menurut Chief Strategy Officer Telkom Group, David Bangun, untuk meraih angka pengguna di angka tersebut tidaklah sulit. Ia menambahkan, yang menjadi tantangan bagi LinkAja justru monetisasi.
"Yang sulit adalah monetisasi, itu yang menjadi tantangan," kata David dalam acara Digisummit 2019, Kamis (11/4/2019).
Baca Juga: Menteri Rini Targetkan LinkAja Kalahkan Alipay
Sebelumnya, Minggu (7/4/2019), Menteri BUMN Rini Soemarno optimis bila sistem pembayaran berbasis kode QR itu bisa mengalahkan Alipay. Karena, LinkAja disokong oleh sejumlah BUMN.
"Ini sistem pembayaran elektronik yang dibuat bersama beberapa BUMN. Jadi, pakai LinkAja. Enggak boleh kalah dari Alipay," kata Menteri Rini.
LinkAja merupakan uang elektronik untuk semua kalangan yang dibentuk oleh Himpunan Bank Negara, Pertamina, Pegadaian dan Telkom. Aplikasi itu merupakan pendorong gerakan nasional nontunai mencapai 75% di Indonesia.
Jumlah pengunduh aplikasi LinkAja sudah mencapai 25 juta pengunduh dengan pengguna aktifdi kisaran 2 sampai 2,5 juta. Hingga akhir 2019, LinkAja ditargetkan mencapai 5 hingga 10 juta pengguna aktif. Proses peluncuran resminya akan dilakukan pada 13 April mendatang, bersama dengan Hari Ulang Tahun Kementerian BUMN.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Kumairoh
Tag Terkait: