Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) pada kuartal II akan cenderung mengalami pelemahan dibandingkan dengan kuartal lainnya. PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) mengungkapkan bila hal tersebut terjadi karena adanya pembagian dividen yang dilakukan oleh para perusahaan serta peningkatan impor menjelang lebaran.
“Secara historis di kuartal kedua nilai tukar Rupiah cenderung melemah dipengaruhi oleh faktor musiman seperti repatriasi dividen dan meningkatnya impor jelang Lebaran,” ucap Director & Chief Investment Officer Fixed Income MAMI, Ezra Nazula, dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin (22/4/2019).
Baca Juga: Angin Segar Pasar Obligasi Buah Dari Pemilu Damai
Ia menilai jika rupiah tidak akan terlalu terpuruk selama defisit neraca berjalan dapat dijaga. Salah satu faktor yang dapat membiayai defisit pada neraca berjalan adalah arus dana masuk pada pasar finansial.
“Diharapkan akan adanya perbaikan sentimen pada emerging market dan peluang pemangkasan suku bunga dapat mendorong arus dana masuk ke pasar finansial Indonesi yang pada akhirnya dapat membantu menurunkan defisit pada neraca berjalan,” jelasnya.
Baca Juga: 3 Sektor Berpeluang di 2019 Menurut Manulife Aset Manajemen
Di samping itu Pemilu yang berlangsung kondusif juga dapat mendorong penguatan pada nilai tukar rupiah. “Pemilu juga pengaruhi pergerakan mata uang kita,’ pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: