Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gara-Gara Pemilu Serentak, Parpol Pendukung Jokowi Merugi

Gara-Gara Pemilu Serentak, Parpol Pendukung Jokowi Merugi Kredit Foto: Ning Rahayu
Warta Ekonomi, Padang -

Pengamat politik Universitas Andalas (Unand) Padang Edi Indrizal berpendapat, pelaksanaan Pemilu serentak 2019 merugikan partai koalisi pendukung capres-cawapres Jokowi-Ma'ruf Amin di Sumatera Barat. Pendapat tersebut setelah melihat hasil penghitungan suara sementara.

"Konsekuensi pelaksanaan pemilu legislatif serentak dengan pemilu presiden membuat partai koalisi pendukung Jokowi terkena dampak yaitu kehilangan suara di Sumbar karena daerah ini basis pendukung Prabowo," kata dia di Padang, Rabu (24/4/2019).

Baca Juga: Belum Terkalahkan, Jokowi Tetap Unggul, Prabowo?

Ia menyampaikan salah satu partai yang paling dirugikan adalah Partai Golkar yang sebelumnya merupakan pemenang Pemilu 2014 di Sumbar. Namun kini, Golkar harus merelakan dominasi tersebut kepada Gerindra.

"Tidak hanya untuk caleg DPR RI, dan provinsi, hingga tingkat kabupaten, dan kota Golkar merasakan dampaknya," ujar dia.

Baca Juga: Jokowi-Prabowo Diminta Bertemu, BPN: Nanti Aja Habis Lebaran

Apalagi, lanjut dia, jika caleg yang diusung bukan tokoh yang populer di masyarakat. Selain Golkar, yang juga terdampak pada pemilu kali adalah PDIP walaupun sebelumnya juga sulit mendapatkan suara di Sumbar.

Jika sebelumnya PDI P bisa mengantarkan dua wakil ke DPR RI dari Sumbar, maka tahun ini di daerah pemilihan Sumbar II diperkirakan partai berlambang banteng tersebut kehilangan kursi. Sebaliknya, ia melihat Partai Gerindra mendapatkan berkah pada pemilu legislatif kali ini.

Ia berpendapat Gerindra memperoleh limpahan suara berkat efek ekor jas. "Yang paling diuntungkan di Sumbar adalah Partai Gerindra dan PKS," ujarnya.

Ia menilai selain efek ekor jas, salah satu penentu perolehan suara partai pada Pemilu 2019 adalah bagaimana mengusung caleg yang mempunyai tingkat keterpilihan tinggi di masyarakat. Edi memberi contoh di daerah pemilihan Sumatera Barat II salah satu caleg untuk DPR RI yang mempunyai basis massa kuat adalah Mulyadi dari Demokrat.

Kendati perolehan suara Demokrat turun secara nasional, namun karena calegnya kuat tetap bisa meraup dan mempertahankan suara, ujarnya. Ia menyimpulkan perolehan suara partai politik pada Pemilu 2019 paralel dengan perolehan suara calon presiden yang diusung.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: