PT Astra International Tbk (ASII) mencatatkan laba bersih sebesar Rp5,22 triliun pada kuarta I 2019. Angka ini naik sedikit 5% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp4,98 triliun.
Prijono Sugiarto, Presiden Direktur Grup Astra, menuturkan bahwa kinerja grup cukup baik pada kuartal pertama 2019, yang didukung oleh peningkatan kontribusi dari bisnis jasa keuangan dan bisnis kontraktor penambangan, serta kontribusi dari bisnis tambang emas yang baru diakuisisi.
Untuk periode sepanjang tahun ini, grup diperkirakan masih akan menikmati kenaikan kontribusi dari bisnis-bisnis tersebut, meskipun masih ada tantangan pada permintaan yang melemah dan persaingan yang ketat di pasar mobil serta penurunan harga komoditas," kata dia melalui siaran pers, Rabu (24/4/2019).
Prijono menjelaskan, peningkatan laba bersih grup, utamanya karena peningkatan kontribusi dari bisnis jasa keuangan dan alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi. Ketiga bisnis Astra ini mengalamai kenaikan kinerja lebih tinggi daripada penurunan kontribusi bisnis otomotif dan agribisnis.
Baca Juga: Wih! Laba Bersih Astra International Tembus Rp21,67 Triliun di 2018
Pendapatan bersih grup pada periode ini juga meningkat 7% menjadi Rp59,6 triliun dari sebelumnya Rp55,82 triliun. Pendapatan lebih tinggi ini terjadi pada hampir semua segmen bisnis, terutama dari bisnis alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi, serta jasa keuangan.
Sementara nilai aset bersih per saham tercatat sebesar Rp3.503 pada 31 Maret 2019, 4% lebih tinggi dibandingkan posisi akhir tahun lalu.
Kinerja Anak Usaha
Bisnis otomotif Astra mengalami penurunan laba bersih sebesar 10% menjadi Rp1,9 triliun, terutama disebabkan oleh penurunan volume penjualan mobil dan kenaikan biaya material pada bisnis manufaktur.
Penjualan mobil Astra menurun 5% menjadi 134.000 unit sehingga pangsa pasar Astra meningkat dari 49% menjadi 53% pada kuartal I 2019. Sementara penjualan sepeda motor PT Astra Honda Motor (AHM) meningkat 19% menjadi 1,3 juta unit.
Sebaliknya, bisnis jasa keuangan mencetak kenaikan laba bersih sebesar 32% menjadi Rp1,4 triliun, dengan peningkatan kontribusi dari sebagian besar segmen bisnis.
Laba bersih dari divisi alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi grup meningkat 20% menjadi Rp1,8 triliun. PT United Tractors Tbk (UT), yang 59,5% sahamnya dimiliki perseroan, melaporkan peningkatan laba bersih 21% menjadi Rp3,1 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Segmen agribisnis mengalami penurunan laba bersih sebesar 89% menjadi Rp30 miliar. Laba bersih PT Astra Agro Lestari Tbk (AAL) turun 89% menjadi Rp37 miliar, disebabkan oleh penurunan harga minyak kelapa sawit sebesar 20% menjadi Rp6.252 per kg dibandingkan dengan rata-rata pada kuartal I 2018.
Divisi infrastruktur dan logistik grup melaporkan laba bersih sebesar Rp16 miliar, dibandingkan dengan rugi bersih sebesar Rp23 miliar pada kuartal I 2018. Hal ini terutama disebabkan oleh peningkatan pendapatan dari operasional jalan tol.
Baca Juga: Laba United Tractors Berhasil Tumbuh 21% Dalam 3 Bulan
Laba bersih dari segmen teknologi informasi Grup mencatat penurunan 26% menjadi Rp20 miliar. PT Astra Graphia Tbk (AG) melaporkan penurunan laba bersih sebesar 26% menjadi Rp26 miliar yang disebabkan peningkatan biaya operasi meskipun pendapatan segmen bisnis solusi dokumen dan solusi perkantoran mengalami peningkatan.
Divisi properti grup melaporkan laba bersih sebesar Rp15 miliar, dibandingkan dengan laba bersih sebesar Rp6 miliar pada kuartal pertama tahun lalu, terutama karena kenaikan laba bersih dari Menara Astra.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: