Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

BI Prediksi Defisit Transaksi Berjalan Makin Lebar di Kuartal II 2019

BI Prediksi Defisit Transaksi Berjalan Makin Lebar di Kuartal II 2019 Kredit Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bank Indonesia (BI) memprediksi defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) akan mengalami kenaikan pada triwulan II 2019.

Tercatat, defisit transaksi berjalan Indonesia pada triwulan IV 2018 kian melebar menjadi US$9,1 miliar atau 3,57% dari produk domestik bruto (PDB). Sementara secara keseluruhan tahun, defisit transaksi berjalan pada 2018 sebesar US$31,1 miliar atau 2,98% dari PDB.

"Q2 sesuai pola musiman current account deficit akan naik, bukan karena trade balance, tapi lebih karena di Q2 biasanya ada di neraca pendapatan maupun juga services. Khususnya di Q2, umumnya ada pembayaran bunga dan juga dividen," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo di Jakarta, Kamis (25/4/2019).

Menurut Perry, hal ini wajar karena sesuai pola musimannya, di mana defisit transaksi berjalan akan mengalami kenaikan di kuartal II. Namun, setelah itu, defisit transaksi berjalan akan kembali turun.

"Musiman itu memang Q2, current account memang bergerak naik, tapi kami pastikan (CAD) akan di bawah 3% dari PDB tahun ini," ucap Perry.

Baca Juga: Apa Itu Defisit Transaksi Berjalan?

Sementara terkait neraca modal dan finansial, BI menyampaikan bahwa keduanya akan terus meningkat dan berlanjut.

"Dulu ke fixed income, sekarang juga banyak ke equity. Demikian juga penerbitan green suku dan global bond, dan lain-lain," kata Perry.

Data BI mengungkapkan, surplus transaksi modal dan finansial cukup besar didukung aliran masuk modal asing yang sampai dengan Maret 2019 tercatat US$5,5 miliar. Dengan perkembangan ini, posisi cadangan devisa pada akhir Maret 2019 mencapai US$124,5 miliar.

"Kami perkirakan secara keseluruhan Q2 surplus neraca modal dan finansial juga besar dan perkiraan kami sementara surplus neraca modal masih lebih tinggi dari defisit transaksi berjalan," tutupnya.

Baca Juga: 6 Kali Beruntun, BI Pertahankan Suku Bunga Acuan 6%

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: