Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Soal Ijtimak Ulama Jilid III, Partai Yusril Bereaksi

Soal Ijtimak Ulama Jilid III, Partai Yusril Bereaksi Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra (tengah) bersama sejumlah kader meluapkan kegembiraan usai sidang ajudikasi antara PBB dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Gedung Bawaslu, Jakarta, Minggu (4/3). Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) memutuskan Partai Bulan Bintang sah sebagai peserta Pemilu 2019. | Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Warta Ekonomi, Jakarta -

Rencana Alumni 212 menggelar pertemuan atau ijtimak ulama ketiga yang akan mengevaluasi hasil Pilpres 2019 menuai reaksi, termasuk dari Partai Bulan Bintang (PBB).

Ketua Bidang Pemenangan Presiden DPP PBB, Sukmo Harsono mengimbau semua pihak menciptakan suasana kondusif dan se pasca Pilpres.

"Narasi-narasi yang dibangun harus bersifat membangun persatuan dan siapa pun pemenang Pilpres kali ini rakyat, kekalahan bukan dijadikan alat untuk memproduksi aksi aksi yang inkonstitusional," tutur Sukmo kepada SINDOnews, Jumat (26/4/2019).

 Baca Juga: Untuk Apa Lagi Gelar Ijtimak Ulama III?

Sukmo mengatakan, beberapa ulama besar dan ormas Islam telah mengimbau agar memercayakan hasil pemilu kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Mahkamah Kontitusi (MK) jika tidak puas dengan hasilnya. Sedangkan dugaan kecurangan bisa dilaporkan kepada Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). 

Baca Juga: Kami Tetap di Koalisi Prabowo, Jangan Percaya Rumor!

Menurut dia, secara prinsip setiap warga negara berhak menilai dan mengevaluasi pilpres dan pileg kali ini, demikian juga para ulama. Ijtima ulama diilai sudah selesai dengan menetapkan dan memenangan pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno sebagai calon presiden-calon wakil presiden.  

Baca Juga: Tim Jokowi Mulai 'Gusar'?

Sukmo menyarankan kepada pihak-pihak yang selama ini mengatasnamakan ijtimak ulama untuk lebih baik menggunakan wadah lain atau forum lain jika ingin mengkoreksi hasil pemilu.

"Jangan terkesan hanya akan membangun krisis kepercayaan pada penyelanggara pemilu dan berpotensi membangun emosi rakyat dengan simbol-simbol agama," tuturnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: