Rupiah oh rupiah, sudah tujuh hari lamanya ia berada di zona merah. Tekanan yang datang dari dolar AS tiada henti dihujam ke arah rupiah. Pada pembukaan pasar spot pagi tadi misanya, koreksi rupiah hanya sebesar 0,04% di level Rp14.190 per dolar AS, namun kini menebal menjadi 0,20% di level Rp14.229 per dolar AS.
Tak dapat dimungkiri bahwa dolar AS tengah menjadi primadona bagi investor global. Pasalnya, perekonomian Negeri Paman Sam itu mencatatkan pertumbuhan yang positif sebesar 3,2% di Q1 2019, jauh lebih besar daripada ekspektasi pasar yang hanya 2,2%.
Belum lagi jika melihat geliat pasar investasi AS yang menggairahkan. Ya, mayoritas perusahaan yang melantai di bursa AS mencatat kinerja keuangan positif, di mana 77,5% di antaranya mengantongi laba bersih di atas ekspektasi pasar.
Baca Juga: Rupiah Berjuang Lawan Dolar AS, BI Masih Mau Kalem?
Dengan begitu, tidak ada keraguan lagi bagi investor untuk mengalirkan modal pada aset-aset berbasis keuangan di pasar investasi AS. Alhasil, kini dolar AS menguat di hampir seluruh mata uang dunia. Untuk mata uang Asia, hanya yen dan baht yang belum takluk terhadap dolar AS, itu pun tipis hanya sebesar 0,06% dan 0,09%.
Rupiah Terlemah di Asia
Sementara itu, jika dolar AS berjaya lantaran mendapat banyak suntikan sentimen positif dari dalam negerinya, rupiah tidak demikian. Pasar investasi Indonesia bergerak relatif stagnan setelah Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menahan suku bunga acuan di level 6%.
Baca Juga: Di Empat Benua, Rupiah yang Terlemah
Tak hanya itu, lesunya rupiah mungkin terjadi karena investor masih memilih untuk wait and see menunggu hasil tetap pemilu 2019. Bagaimanapun, polemik saling klaim kemenangan dapat memengaruhi kepercayaan investor global dalam mengalirkan dana ke pasar investasi Indonesia, bukan?
Sentimen-sentimen tersebut telah mendorong rupiah untuk bergerak mundur. Hingga akhirnya, ruiah menjadi mata uang terlemah kedua di Asia setelah mengungguli won sebesar 0,24%. Selain won, tak ada mata uang lainnya yang berhasil dikalahkan oleh rupiah.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih
Tag Terkait: