Liverpool punya tugas berat melakoni leg pertama semifinal Liga Champions 2018/2019 verus Barcelona, Rabu (1/5/2019) atau Kamis (2/5/2019) pukul 02.00 WIB. Tak cuma mengatasi atmosfer Camp Nou, Pelatih Liverpool Juergen Klopp juga wajib mengawasi Lionel Messi yang musim ini menjadi pusat keberhasilan Barcelona.
Di usia 31 tahun, kualitas Messi tidak memudar, bahkan kini menjadi tulang unggung Barcelona hampir ke puncak peringkat Soccer Power Index. Messi mengantar Barcelona memastikan gelar La Liga 2018/2019, final Copa del Rey, dan semifinal Liga Champions musim ini.
Di era Pep Guardiola pada 2010/2011 hingga 2013/2014, Messi adalah penyerang dalam peran false 9. Fungsinya, berlari dan mencetak gol, sedangkan tanggung jawab pengembangan permainan ditangani gelandang besar seperti Xavi Hernandez dan Andres Iniesta.
Tim berubah pada 2014/2015, ketika Luis Enrique mengambil alih. Luis Suarez menjadi penyerang tengah. Messi beralih peran ke kanan dan menjadi penggerak bola utama tim. Sementara Suarez dan Neymar membantu berbagi beban mencetak gol.
Di tangan Ernesto Valverde, Messi melakukan semuanya. Dia adalah satu-satunya mesin pengembangan bola sejati, dan dia menciptakan persentase lebih tinggi dari gol dan peluang timnya. Messi lebih dominan dari musim sebelumnya, dan Barcelona semakin lebih tergantung Messi.
La Pulga -julukan Messi- mendominasi daftar pencetak gol dengan 10 dari delapan pertandingan di Liga Champions musim ini. Menurut Sport.es, Messi mencetak 1,3 gol per pertandingan atau satu gol tiap 66 menit.
Messi memimpin peringkat dalam 'tembakan ke gawang', dengan total 20 tembakan. Jadi, satu dari dua tembakan Messi berakhir dengan gol. Tembakan Mess juga membentur tiang gawang dua kali, selain memberikan tiga assist untuk tim.
Apa yang membuat Messi berbeda tak hanya kemampuannya mencetak atau mengkreasikan gol tetapi melakukan itu dari pertandingan ke pertandingan.
Dia melakukannya di laga pembuka Liga Champions melawan PSV Eindhoven dengan hat-trick kemudian mencetak dua gol di Wembley melawan Tottenham Hotspur.
Messi mencetak dua gol lagi melawan Olympique Lyon, lalu mencetak dua gol melawan Manchester United untuk menghentikan pasukan Ole Gunnar Solskjaer.
Messi tidak hanya mematahkan rekor tidak mencetak gol di perempat final dalam kompetisi (sejak 2013), tetapi dia juga memembawa tim ke semifinal dan membuka pelaung Barcelona merebut treble ketiga mereka.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Fajar Sulaiman
Tag Terkait: