Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tuding Media Rusak Demokrasi, AJI Jawab Prabowo

Tuding Media Rusak Demokrasi, AJI Jawab Prabowo Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menghadiri aksi peringatan Hari Buruh Internasional (May Day) di Tenis Indoor Senayan, Jakarta, Rabu (1/5/2019). Aksi peringatan May Day yang digelar Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPI) itu untuk menyuarakan kesejahteraan buruh serta demokrasi jujur dan damai. ANTARA FOTO//ama | Kredit Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Warta Ekonomi, Jakarta -

Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto, menuding media ikut merusak demokrasi. Hal itu disampaikannya saat berorasi di acara peringatan hari buruh di Tennis Indoor Senayan, Jakarta Pusat.

Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Abdul Manan menilai sikap Prabowo sebagai satu tindakan emosional yang berlebihan. Dalam orasinya itu Prabowo dinilai tidak menyebut secara pasti apa yang menjadi latar belakang dirinya mengatakan hal tersebut.

"Saat menyebut media merusak demokrasi, Prabowo tak menyebut apa basis dari argumennya itu. Sikap media seperti apa yang disebut membahayakan demokrasi itu? Apakah karena beritanya selama ini yang tak sesuai harapan dia, atau apa?," tanya Manan saran dikonfirmasi Okezone, Kamis (2/5/2019).

Baca Juga: Tuding Jokowi Curang, Rizieq: Berapa pun Suaranya, Prabowo yang Menang

Karena belakangan Prabowo kerap marah dengan media lantaran menulis pemberitaan yang membuatnya tidak senang. Misalnya kata Manan, soal massa reuni 212 yang ditulis ratusan ribu, sementara dia beranggapan massanya 7 juta.

"Karena tak jelas argumennya, pernyataan Prabowo itu terlihat sebagai sikap emosional yang berlebihan," paparnya.

Kalau yang dipersoalkan, terkait pemberitaan media hasil penghitungan cepat atau quick count yang tidak sesuai dengan keinginannya hal itu juga dinilai tidak tepat.

Baca Juga: Di May Day, Media Diancam Prabowo

"Sebab, apa yang ditulis media soal quick count itu kan sesuai fakta hasil quick count yang dilakukan oleh lembaga survey. Kalau hasilnya tak sesuai dengan aspirasi Prabowo, itu kan di luar kuasa media," terangnya.

"Kalau dengan fakta-fakta itu lantas membuat media dikatakan membahayakan demokrasi, ya itu pendapat yang tak ada basisnya alias mengada-ada," tambahnya. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: