Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memperkuat struktur teknologi digital dalam upaya menuju implementasi revolusi industri 4.0. Langkah itu dibuktikan dengan mendorong pengembangan Internet of Things (IoT).
Direktur Industri Elektronika dan Telematika Kemenperin, R. Janu Suryanto mengatakan Indonesia bakal bertransformasi menjadi ekosistem bisnis IoT bernilai sebesar Rp444 triliun pada tahun 2022.
“Peluang Indonesia menjadi ekosistem IoT sangat besar,” kata Janu di Jakarta, Senin (6/5/2019).
Baca Juga: Dukung Industri 4.0, Menperin Resmikan Lab IoT ITB
Ia mengatakan potensi tersebut juga bisa dilihat dari jumlah pengguna internet di tanah air yang lebih dari 140 juta orang.
“Intinya, transformasi industri 4.0 adalah kunci sukses pembangunan Indonesia pada masa mendatang,’’ ujarnya.
Janu menyampaikan, implementasi industri 4.0 juga dinilai akan mendorong peningkatan investasi oleh perusahaan, terutama yang terkait dengan penggunaan teknologi terkini seperti IoT. Langkah tersebut diyakini mendukung peningkatan pada produktivitas dan daya saing di sektor manufaktur serta dapat menciptakan ekosistem inovasi.
Untuk itu ia mengatakan Indonesia jangan hanya jadi pasar dari ekonomi digital.Melainkan juga memanfaatkan pengembangan ekonomi digital tersebut sehingga industrinya semakin tumbuh dan berdaya saing. Adapun lima teknologi utama yang menopang pembangunan sistem industri 4.0, yaitu IoT, artificial intelligence (AI), human–machine interface, teknologi robotik dan sensor, serta teknologi 3D printing.
Baca Juga: Soal Pemindahan Ibukota, Pemerintah Perlu Pertimbangkan Industri 4.0
Ia mengatakan guna memaksimalkan pemanfaatan teknologi terkini, perlu mengidentifikasi keterampilan baru yang dibutuhkan. Untuk itu, penting melakukan upaya peningkatan kemampuan sumber daya manusia (SDM) industri.
“Pada era transformasi ini, pemerintah telah berusaha keras menyiapkan SDM yang mumpuni dalam menyongsong industri 4.0,” tuturnya.
Sebelumnya, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengemukakan, implementasi industri 4.0 dapat membawa manfaat bagi perusahaan yang menerapkannya, terutama terhadap peningkatan produktivitas dan efisiensi yang bisa mencapai 40%.
“Era digital atau industri 4.0 ini manfaatnya akan memberikan efisiensi dan produktivitas kepada perusahaan sebesar 40%. Berarti untungnya juga bisa naik 40%. Maka bayar pajaknya pun bertambah. Dengan demikian perusahaan untung, kemudian pemerintah juga untung. Itu salah satu manfaat implementasi industri 4.0,” Kata Airlangga.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Kumairoh