5 Startup Ini Kembangkan Teknologi untuk Tingkatkan Kesehatan Mental
Stigma seputar masalah kesehatan mental mulai dipandang sebagai faktor utama masalah kesejahteraan. Pada tahun 2030, Organisasi Kesehatan Dunia memperkirakan bahwa depresi akan menempatkan beban tunggal terbesar pada perawatan kesehatan secara global.
Di sisi lain kesehatan mental dipandang menjadi pasar yang sangat menguntungkan. Tidak hanya peluang bagi bisnis, untuk membangun produk dan layanan yang benar-benar bermanfaat dan menguntungkan, tapi juga mendorong perusahaan untuk melihat kesehatan karyawan sebagai pendorong kesuksesan.
Baca Juga: Puasa Baik untuk Kesehatan, Manfaat Lain?
Melansir dusruptionhub, berikut lima perusahaan yang mencoba mengembangkan teknologi untuk meningkatkan kesehatan mental:
1. Interaxon
Walaupun meditasi tidak bekerja untuk semua orang, umumnya memiliki efek positif pada kesehatan mental. Muse, yang dikembangkan oleh perusahaan Kanada Interaxon, adalah headset ringan yang berfungsi sebagai alat bantu meditasi. Alat ini dipakai mengukur aktivitas otak melalui empat sensor electroencephalography (EEG), dan kemudian mengubah sinyal EEG menjadi umpan balik audio komplementer.
Misalnya, jika pemakainya stres, perangkat akan memainkan suara yang menenangkan. Perangkat ini mengukur kemajuan pengguna dari waktu ke waktu, membantu pemakainya untuk mengukur seberapa efektif sesi meditasi mereka. Headset pertama perusahaan diluncurkan pada 2014, diikuti oleh versi kedua, Muse 2, pada akhir 2018. Selain mengukur sinyal EEG, Muse 2 melacak pergerakan tubuh, pernapasan, dan detak jantung.
2. Unmind
Didirikan pada 2017, Unmind adalah platform digital holistik untuk kesehatan di tempat kerja. Pendekatan proaktif perusahaan adalah bagian dari migrasi yang lebih luas dari penyembuhan ke pencegahan, meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan daripada mengatasi masalah yang ada.
Alih-alih 'memecahkan' masalah kesehatan mental apa pun yang diberikan, Unmind menganjurkan kesehatan mental yang lebih baik di mana pun pengguna berada. Melalui alat penilaian yang divalidasi secara klinis yang disebut Unmind Index, pengguna diberi profil skor pribadi yang mengarahkan mereka ke berbagai konten yang relevan. Ini termasuk platform pengembangan pembelajaran dan diary mood harian. Perusahaan ini bekerja dengan sejumlah bisnis besar seperti Made.com, John Lewis Partnership dan Yorkshire Building Society.
Baca Juga: Startup Kesehatan Asal Indonesia Ini Tingkatkan Pendanaan $65 Juta
3. Talkspace
Kegiatan terapi mungkin adalah kegiatan yang sulit dilakukan. Daftar tunggu yang panjang, jadwal yang kontras, dan biaya dapat membuat proses terapi sakit kepala bahkan sebelum dimulai. Dalam hal ini Talkspace bertujuan untuk mengurangi hambatan terhadap terapi dengan mencocokkan profil pengguna dengan jaringan lebih dari 3.000 terapis berlisensi.
Dengan harga mulai dari US$50 per minggu, membuat terapi menjadi kegiatan yang mudah. Pengguna dapat mengirim pesan kepada terapis mereka melalui aplikasi kapan saja, di mana saja. Pengguna juga dapat menjadwalkan panggilan video.
Ini jauh berbeda dari chatbot otomatis yang, walaupun bermanfaat, kualitasnya dipertanyakan. Perusahaan ini juga menawarkan Talkspace untuk Remaja, Terapi Pasangan dan Talkspace untuk bisnis.
4. The Cornerstone Partnership
Kemitraan Cornerstone telah mengembangkan sejumlah skenario VR untuk membantu orang memahami kesehatan mental anak-anak yang telah mengalami sistem perawatan sosial. Inisiatif ini, yang disebut Cornerstone VR, menggunakan skenario realitas virtual untuk membantu pemirsa memahami bagaimana pelecehan berdampak pada anak-anak.
Alat ini mampu memahami mengapa orang berperilaku seperti yang mereka lakukan dan menjadi kunci untuk membangun hubungan positif dan menghindari masalah kesehatan mental di masa depan.
Baca Juga: 2019, Apa Fokus Utama Startup Kesehatan Teknologi?
5. Born Digital Health
Perusahaan di belakang Sleepstation ini menghadirkan platform digital yang bertujuan untuk menyediakan tingkat perawatan yang sama seperti klinik tidur fisik tanpa hambatan waktu dan perjalanan. Solusi bebas narkoba untuk mengatasi insomnia, meminta pengguna untuk melakukan minggu peninjauan untuk menentukan apakah mereka menderita insomnia. Data tersebut kemudian digunakan untuk memberikan saran yang dipersonalisasi dan versi online CBTi (Cognitive Behavioral Therapy for insomnia).
Sleepstation saat ini digunakan di 37 negara di seluruh dunia. Di Inggris, layanan ini juga tersedia melalui NHS dan Bupa. Sleepstation adalah contoh lain tentang bagaimana perawatan kesehatan bergerak di luar rumah sakit.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Agus Aryanto
Editor: Kumairoh