Raditya Pramana selaku partner dari Venturra Discovery mengungkapkan bahwa investor kurang tertarik dengan pendanaan di ranah pemanfaatan blockchain, token, dan cryptocurrency (ICO). Hal itu dikarenakan beberapa hal berikut.
1. Pasar Tidak stabil
Kondisi pasar pada sektor ini cenderung tidak stabil, bisa jadi karena pemanfaatan atau pemahaman yang belum merata sehingga menyebabkan banyak investor mempertimbangkan keuntungan dan kerugian mereka jika berinvestasi di startup jenis ini.
2. Belum Ada Kisah Sukses
Hingga saat ini, belum ada kisah sukses yang bisa jadi acuan penerapan startup semacam ini di Indonesia. Hal ini mungkin karena kehadiran blockchain atau pun cryptocurrency masih sangat baru di Indonesia. Pemanfaatannya pun belum merata.
Baca Juga: Tenang, Startup Indonesia Tidak Pernah Kehabisan Investor
Selanjutnya, Raditya juga tak begitu yakin pada pembiayaan startup di bidang layanan periklanan atau pemasaran. Hal ini menurutnya dikarenakan beberapa alasan di antaranya yaitu:
1. Model Bisnis Riskan
Raditya menganggap model bisnis startup periklanan sangat riskan terhadap kondisi bisnis dan perekonomian dalam kurun waktu dua tahun ke depan. Hal ini bisa jadi disebabkan oleh berkembangnya model bisnis yang lebih menarik untuk dunia periklanan.
2. Pemangkasan Bujet Perusahaan
Alasan pemangkasan bujet pemasaran perusahaan akan menjadi tantangan besar bagi startup advertisement. Akan banyak perusahaan yang memangkas bujet iklan demi memperkecil pengeluaran perusahaan. Terlebih, eksistensi media sosial seolah telah mampu mewakili perusahaan dalam menjalankan strategi pemasaran atau mengiklankan produk.
"Untuk saat ini, dua vertikal itu yang menurut kami perlu kami pertimbangkan secara lebih hati-hati," jelas Raditya.
Baca Juga: Minat Startup terhadap Freelancer Semakin Turun, Kenapa Ya?
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ning Rahayu
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: