Wasekjen Partai Amanat Nasional (PAN), Saleh Partaonan Daulay, mempertanyakan permintaan agar Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno menolak hasil Pileg 2019.
"Usulan tersebut adalah usulan tidak cerdas dan tidak berdasar. Kelihatannya, yang mengusulkan itu tidak paham secara baik sistem pemilu yang baru saja berlangsung," ujarnya di Jakarta, Jumat (17/5/2019).
Ia menambahkan, masing-masing partai politik yang ikut serta dalam pemilihan umum bertanggung jawab atas strategi yang dipilih untuk mencapai kemenangan. Biaya kampanye juga ditanggung masing-masing.
"Masing-masing parpol merancang strategi pemenangan dan juga mengeluarkan biaya kampanye sendiri. Penentuan saksi-saksi di TPS-TPS dan perhitungan berjenjang yang dilakukan KPU juga dilakukan dan dihadiri oleh masing-masing parpol," jelasnya.
Baca Juga: AHY Disindir Gerindra, Balasan Demokrat Pedas
"Walau berkoalisi, tim pemenangan parpol dan calegnya berbeda dengan tim yang ada di BPN. Meski pada kenyataannya, para caleg diminta mengkampanyekan dan memenangkan paslon pilpres yang diusung partainya," sambungnya.
Perbedaan strategi dan tim pemenangan yang diterapkan tiap partai politik menunjukkan persaingan di antara para partai politik meskipun mereka berada dalam satu koalisi.
"Apalagi, fakta di lapangan menunjukkan antara parpol sekoalisi pun berkompetisi. Tidak hanya di BPN, di koalisi TKN juga terjadi kompetisi untuk meraih suara dan kursi di DPR," katanya.
Sebelumnya, Waketum Gerindra, Arief Poyuono meminta Prabowo menolak hasil Pileg 2019 yang dinilai sama dengan hasil Pilpres 2019, yang lebih dulu ditolak Prabowo karena disebutnya penuh kecurangan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Irfan Mualim
Editor: Irfan Mualim