Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

'Jangan Terlalu Berlebihan Pak Wiranto'

'Jangan Terlalu Berlebihan Pak Wiranto' Menko Bidang Polhukam Wiranto memberi sambutan saat peringatan Hari Otonomi Daerah ke-21 di Alun-alun Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (25/4). Peringatan Hari Otonomi Daerah ke-21 tersebut mengambil tema Dengan Semangat Otonomi Daerah, Kita Tingkatkan Kinerja Pelayanan Publik Melalui E-Government. | Kredit Foto: Antara/Umarul Faruq
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wasekjen DPP Partai Amanat Nasional (PAN), Saleh Partaonan Daulay, meminta agar pemerintah tidak berlebihan dalam menyikapi pengumuman hasil pemilihan umum (Pemilu) 2019 pada 22 Mei mendatang.

Hal itu menanggapi pernyataan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Wiranto yang meminta pemerintah daerah dan aparat untuk menahan pergerakan masyarakat menuju DKI Jakarta.

"Menurut saya jangan terlalu berlebihan juga Pak Wiranto ngomong begitu. Seakan-akan ada emergency banget, jadi santai saja. Saya kira kita juga tidak mengerahkan orang, BPN itu tidak mengundang udang ke Jakarta juga," ujarnya di Jakarta, Jumat (17/5/2019).

Baca Juga: Larang Massa ke Jakarta, Wiranto Panik?

Iamenambahkan, pernyataan yang disampaikan oleh Wiranto justru menimbulkan kegaduhan baru. Karena seakan-akan negara sedang dalam keadaan darurat. Padahal, dirinya berharap pemerintah mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang menyejukkan serta merangkul. Seharusnya memandang wajar jika ada perbedaan pendapat terkait hasil pemilu, khususnya pemilihan presiden (Pilpres) 2019.

"Wajarlah orang baru pilpres, setelah habis-habisan kampanye sampai delapan bulan lebih. Kemudian ada hasilnya begini ada orang gak puas sah-sah saja," katanya.

Sebelumnya, Wiranto meminta pencegahan tersebut dilakukan di setiap tingkat di daerah hingga ke tingkat desa. Menurutnya, jika daerah tidak berhasil membendung masyarakat yang bergerak ke Jakarta, maka akan terjadi penumpukan massa. Hal itu berpotensi membuat terjadinya konflik sosial.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Irfan Mualim
Editor: Irfan Mualim

Bagikan Artikel: