Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Wiranto: Yang Kalah Pemilu Sekarang, Bisa Maju Lagi Periode Berikutnya……

Wiranto: Yang Kalah Pemilu Sekarang, Bisa Maju Lagi Periode Berikutnya…… Menko Polhukam Wiranto memberikan arahan saat memimpin rapat koordinasi kesiapan akhir pengamanan tahapan pemungutan dan perhitungan suara Pileg dan Pilpres Tahun 2019 di Jakarta, Senin (15/4/2019). | Kredit Foto: Antara/Nova Wahyudi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menkopolhukam Wiranto mengatakan bahwa keluarga besar Tentara Nasional Indonesia (TNI) tetap solid menghadapi situasi menjelang 22 Mei. Hal ini dikatakan Wiranto menjawab pertanyaan apakah posisi solid mengingat sebagian jendral ada di kubu 01, dan sebagian lagi ada di posisi 02.

Hal ini dikatakan Wiranto dalam acara acara “Buka Puasa Menkopolhukam Bersama dengan Pimpinan Redaksi Media Massa” Jumat (17/5/2019) malam di Jakarta.

“TNI itu punya punya sumpah prajurit. Saya jamin TNI tetap setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia,” ujarnya.

Baca Juga: Kalah Pilpres Wiranto Akui Happy, Ferdinand: Karena Zaman SBY Tak Curang

Karena itu, lanjutnya, kita harus waspada terhadap penumpang-penumpang gelap yang akan memanfaatkan situasi ini.

“Kita harus peduli terhadap nasib negeri ini. Kalau terjadi chaos, dampaknya akan panjang,” ujar Wiranto.

Wiranto berharap agar pihak-pihak yang akan membuat kekacauan segera sadar dan berkontemplasi. Bayangkan, lanjutnya, negeri sudah dibangun dengan susah payah.

“Kalau sampai berantakan, kasihan anak cucu kita. Pihak yang kalah Pemilu sekarang, kan bisa maju lagi pada periode berikutnya,” jelasnya.

Yang pasti, tegas Wiranto, aparat keamanan akan bekerja sekeras-kerasnya untuk mengamankan negara. 

“Kalau hukum itu ditetapkan, maka akan ada ketertiban,” ujarnya.

“Oleh karenanya aparat keamanan sudah bertekad bahwa hukum harus diterapkan.”

Bagi Wiranto ini hal yang mendasar. Karena, lanjutnya, dalam jangka panjang negara membutuhkan kepastian hukum. Masalahnya, kata Wiranto, kalau demokrasi kuat, tapi penerapan hukum lemah, maka situasi akan tidak terkendali.

“Tapi kalau hukum terlalu kuat, maka demokrasi bisa mati,” jelasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Muhamad Ihsan
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: