PT Pertamina (Persero) akan terus memperkuat penerapan health safety security environment (HSSE) yang ketat untuk seluruh sarana dan fasilitas yang dikelola perusahaan, termasuk TBBM dan Depo BBM/LPG di seluruh wilayah Indonesia.
Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia, Ignatius Tallulembang, menjelaskan bahwa saat ini Pertamina sedang melakukan modernisasi kilang dengan teknologi canggih serta prinsip keamanan dan keselamatan lingkungan yang semakin kuat.
"Penerapan nilai HSSE ini diawasi secara ketat dalam pelaksanaan RDMP dan GRR. Hal ini juga harus dilakukan pada TBBM dan Depo sebagai sarana dan fasilitas pendukung distribusi BBM agar semakin handal," katanya di sela Safari Ramadan ke sejumlah sarana dan prasarana (sarfras) TBBM dan LPG di Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (17/05/2019).
Baca Juga: Anggarkan Rp27,4 Triliun, Pertamina Optimis Garap 98 Proyek Hulu Migas
Dalam kunjungan tersebut, Tallulembang menegaskan pentingnya HSSE dalam melakukan operasional, meskipun sarfas yang ada di TBBM dan depot LPG Makassar saat ini termasuk sudah tua namun harus tetap dijaga dan mengoperasikannya dengan baik.
Tallulembang juga memastikan kesiapan Satgas RAFI Pertamina 2019 menghadapi arus mudik Idul Fitri 1440 H, khususnya di Sulawesi.
“Kita harus terus melakukan improvement dan memastikan kelayakan opersional serta memitigasi setiap potensi dini untuk memastikan kehandalan sarfas aman, predictive maintenance dan meningkatkan awarness, serta teknologi," tegasnya.
Baca Juga: Jelang Arus Mudik, Pertamina Tambah 112 Titik Layanan BBM di Tol Trans Jawa
Menurut Tallulembang, proyek RDMP dan GRR yang ditargetkan selesai secara bertahap pada 2025-2026, akan menjadikan Pertamina swasembada energi, sehingga tidak perlu lagi impor BBM. Bahkan, beberapa produk BBM seperti solar dan avtur diperkirakan akan mengalami surplus yang besar.
“Kilang yang dibangun Pertamina memiliki spesifikasi tinggi sehingga nantinya produk-produk BBM yang mengalami surplus bisa diolah lanjutan menjadi petrokimia,” imbuh Tallulembang.
Dengan modernisasi kilang, Pertamina menargetkan bisa menghasilkan produk petrokimia berkisar 6.600 kilotonnes per Annum (KTPA), jauh meningkat dibanding produksi saat ini yang berkisar 600 KTPA.
Baca Juga: Proyek Kilang Ramah Lingkungan Pertamina Dukung Peningkatan TKDN
“Pertamina akan terus melakukan sinergi dalam memasarkan produk petrokimia, termasuk dalam menyukseskan proyek RDMP dan GRR. Dengan teknologi untuk processing kilang tersebut, kinerja kilang nanti lebih baik dan meningkat," tambah dia.
Sementara itu, General Manager MOR VII Chairul Alfian Adin menyatakan, kesiapan Pertamina menghadapi arus mudik di wilayah Sulawesi dengan dukungan 17 Terminal BBM, 5 Depot LPG dan 7 Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) serta 690 SPBU dan Lembaga Penyalur BBM.
Selain itu terdapat 14 titik BBM Satu Harga yang dioperasikan Pertamina pada wilayah tertinggal, terdepan dan terluar (3T).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Yosi Winosa
Editor: Lestari Ningsih