Kena Boikot AS, Mimpi Huawei Jadi Vendor Smartphone Terbesar Harus Kandas?
Target Huawei Technologies Co Ltd untuk menjadi produsen ponsel pintar terbesar di dunia pada kuartal keempat tahun ini tak akan terwujud dalam waktu dekat, menurut pernyataan salah satu eksekutifnya pada Selasa (11/6/2019).
Pernyataan itu diutarakan setelah Amerika Serikat (AS) memasukkan Huawei ke daftar hitam pada bulan lalu. Ultimatum itu melarang perusahaan teknologi China tersebut untuk berbisnis dengan perusahaan-perusahaan AS tanpa persetujuan pemerintah. Efek dominonya, Huawei kehilangan sejumlah kemitraan dengan perusahaan AS, seperti Google.
“Kami akan menjadi produsen smartphone terbesar pada kuartal keempat (tahun ini). Namun, saat ini kami merasa proses itu mungkin (akan) memakan waktu lebih lama,” kata Kepala Pejabat Strategi Huawei Consumer Business Group, Shao Yang, dilansir dari Reuters.
Baca Juga: Rusia Angkat Bicara Soal Sikap AS Terhadap Huawei
Sayangnya, ia tak menjelaskan secara detail alasan di balik pernyataan tersebut.
Lebih lanjut, Yang juga menyebutkan, saat ini perusahaannya menjual 500 ribu-600 ribu smartphone dalam sehari. Yang membeberkannya dalam sebuah pidato di konferensi teknologi di Shanghai.
Sebelumnya, pada Januari lalu Huawei mengklaim bisa menjadi vendor ponsel pintar terlaris di dunia tahun ini, meskipun tanpa pasar AS. Sekadar informasi, berdasarkan data dari firma riset Gartner, Huawei berada di posisi kedua setelah Samsung Electronics Co Ltd pada kuartal pertama lalu.
Analis memperkirakan, boikot AS terhadap Huawei yang terjadi sejak bulan lalu dapat mengurangi pengiriman ponsel pintar perusahaan tersebut hingga seperempat, pada tahun ini. Jika itu terjadi, perangkat Huawei bisa saja tak lagi beredar di pasar luar negeri.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Kumairoh
Tag Terkait: