Tidak Adil: Google Untung Lebih Besar, Media Online PHK Wartawan
Ada laporan yang mengagetkan. Bayangkan, Google mendapatkan penjualan sebesar US$4,7 miliar dari pendapatan iklan yang berasal dari iklan media pada tahun 2018. Sementara seluruh media di AS hanya mendapatkan US$5,1 milair dari iklan digitalnya.
Berdasarkan laporan rt.com dan Times of India, studi yang diadakan oleh News Media Alliance, memperlihatkan sampai sejauh mana raksasa teknologi AS ini mengambil keuntungan dari web-web para jurnalis dan organisasi media yang dimonetisasi oleh Google Search dan Google News. Menurut studi ini, 40 persen dari klik ini tergantung pada trending query dan terkait berita, di mana semuanya dimonetisasi.
“Google mengambil uang berdasarkan aturan ini,” ujar Presiden dan CEO dari News Media Alliance David Chavern yang berargumen bahwa seharusnya jurnalis dan pembuat konten mendapatkan bagian yang lebih banyak dari yang didapat Google. “Juga seharusnya ada jumlah yang lebih besar bagi penerbit media.”
Baca Juga: Saat Sri Mulyani Dibikin Pusing oleh Google, Facebook, Netflix cs
Maklum, Google kan tidak harus menggaji wartawan dan penulis. Google hanya menghasilkan trafik dari web, lalu pendapatan, dengan cara mendistribusikan berbagai berita dari berbagai media dan pembuat konten lainnya.
Menurut Chavern, jumlah US$4,7 miliar itu hanya perkiraan konservatif. Sebab, para analis belum mempertimbangkan penggunaan data personal yang dikumpulkan oleh Alphabet, induk dari perusahaan Google, yang bisa memonetisasi data-data tersebut.
Angka yang dihasilkan Google memang sering dibicarakan di kalangan media. Maklum, pada saat Google kaya raya, banyak media yang mem-PHK karyawannya. Padahal yang banyak membuat konten ya media.
Baca Juga: Negara G20 Sepakat Tarik Pajak Lebih Besar ke Google dan Facebook
Menurut proyek Save Journalism, sekitar 2.400 wartawan telah di-PHK sejauh ini di AS pada 2019. Sementara dalam 10 tahun terakhir sekitar 32.000 telah kehilangan pekerjaan mereka.
Lembaga ini juga memperkirakan 63 persen dari iklan digitak dikontrol oleh Google dan Facebook, dan sisanya masih dibawa bayang-bayang dari Amazon, Twitter dan Microsoft. Tentu masih banyak yang lainnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Kumairoh
Tag Terkait: