Ketika Indonesia masih berkutat dengan 5G, perusahaan elektronik asal Korea Selatan, Samsung sudah berencana untuk berinvestasi dalam jaringan 6G dan sistem semikonduktor sebagai bagian masa depan bisnis. Langkah itu diambil untuk menghadapi perubahan cepat di lingkungan bisnis global, yang akhirnya menekan laba Samsung.
Wakil Ketua Samsung Electronics Co, Jay Y Lee berdiskusi dengan para dewan eksekutif perusahaan pekan lalu. Mereka membahas potensi kolaborasi dengan perusahaan platform di jaringan seluler generasi keenam, teknologi blockchain, dan kecerdasan buatan.
Baca Juga: Mau Gelar 5G Nasional, Telkomsel Tegaskan Belum Tunjuk Mitra Jaringan
"Kita harus menantang diri dengan resolusi membangun pondasi baru, melampaui zona nyaman untuk melindungi pencapaian perusahaan," ujar Lee dalam keterangan tertulis melalui pos elektronik kepada Bloomberg (16/6/2019).
Potensi 6G yang dibahas oleh Lee muncul di tengah kompetisi Apple Inc dan Huawei Technologies Co untuk mengomersilkan layanan 5G. Korea Selatan telah meluncurkan jaringan itu pada April lalu.
Di luar rencana investasi untuk sistem semikonduktor, dewan eksekutif Samsung juga meninjau rencana respons risiko terhadap bisnis cip Samsung. Perusahaan juga mendiskusikan tantangan yang timbul karena perubahan struktural dalam industri teknologi.
Baca Juga: Samsung Pangkas Produksi Smartphone di China, Sebab...
Namun, pernyataan resmi Samsung tak menyebutkan ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China atau pemboikotan AS terhadap Huawei secara khusus. Seperti diketahui, dua masalah itu telah membebani prospek ekonomi global dan rantai pasokan yang rumit bagi produsen.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: