Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) menjajaki kerja sama dengan perusahan swasta, PT Seger Agro Nusantara (SAN), untuk mengembangkan produk unggulan kawasan perdesaan (Prukades).
Menteri Desa PDTT, Eko Putro Sandjojo mengatakan, Prukades merupakan salah satu dari empat program utama kementeriannya. Prukades dilakukan dengan mengembangkan satu produk unggulan tertentu dalam sebuah kawasan perdesaan, yang disesuaikan dengan karakter dan potensi desa terkait.
Baca Juga: Dana Desa sebagai Pelumas Roda Pembangunan Ekonomi Desa
"Kemiskinan di desa hanya bisa cepat teratasi kalau masyarakat desa diberikan kesempatan untuk memiliki usaha. Tapi permasalahannya dalam kesempatan memiliki usaha itu masyarakat mengalami kesulitan karena tidak punya akses pasar yang menjanjikan, tidak tersedianya industri pascapanen, dan minim permodalan. Maka, kami ingin sinergikan pemerintah daerah dengan swasta melalui Prukades," lata Eko saat menerima audiensi dari PT SAN di Jakarta, Selasa (11/6/2019).
Dalam audiensi tersebut, Eko mengajak PT SAN bekerja sama dengan desa untuk mengembangkan Prukades. Selain memberikan peluang kepada sektor swasta, Prukades akan membantu meningkatkan ekonomi di kawasan perdesaan.
"Pada dasarnya Prukades ini kami bentuk sebuah klaster ekonomi. Karena kalau base-nya desa, size-nya kurang. Maka kami buat kawasan perdesaan agar size-nya besar," ujarnya.
Baca Juga: Upaya dan Strategi Mewujudkan Desa Sejahtera Mandiri
Tak hanya kawasan perdesaan, Eko mengatakan, PT SAN dapat mengembangkan Prukades di kawasan transmigrasi. Menurutnya, pengembangan kawasan transmigrasi membutuhkan kerja sama dari sektor swasta agar berkembang dengan pesat. "Banyak daerah transmigrasi yang membutuhkan privat sector," ungkapnya.
Ia pun meminta PT SAN segera menentukan produk unggulan dan wilayah yang akan ditawarkan untuk dijadikan fokus pengembangan Prukades. Jika produk unggulan berkaitan dengan produk pertanian, ia meminta PT SAN untuk mempertimbangkan pasar dan biaya logistik. Eko mengingatkan PT SAN bahwa produk yang akan dikembangkan harus dalam skala besar.
"Kami kembangkan minimal 5.000 hektare, 10.000 hektare. Jadi enak, kalau mau bikin driyer enggak nganggur," ujarnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rosmayanti