Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) mengeluhkan tarif tiket pesawat mahal telah memporakporandakan berbagai industri pariwisata seperti hotel hingga oleh-oleh.
Wakil Ketua PHRI, Raineir H Daulay, mengatakan bahwa pada momen lebaran industri pariwisata tidak mengalami pertumbuhan. Padahal, di periode tahun-tahun sebelumnya industri tersebut selalu mengalami pertumbuhan. Bahkan, selama momen lebaran terjadi penurunan wisatawan sebesar 20% serta industri perhotelan dan restoran di luar Pulau Jawa anjlok hingga 40%.
"Jadi masa Lebaran yang seharusnya menjadi masa-masa puncak sektor pariwisata bisa tumbuh, kali ini tidak tumbuh," katanya di Jakarta, Rabu (19/6/2019).
Baca Juga: Tarif Batas Atas Tiket Pesawat Bakal Dievaluasi Ulang
Salah satu contoh penurunan terjadi pada malam takbiran. Di tempat orang pulang kampung seperti Makassar 25% okupansinya, Sumatera Barat 40%, Bali turun 12%.
"Biasanya 100% itu waktu Lebaran, orang daerah itu satu-satunya Lebaran kesempatan pulang kampung, jadi di luar Pulau Jawa itu terasa," kata dia.
Dia menambahkan pihaknya mendukung pernyataan Presiden Joko Widodo yang berkeinginan mengundang maskapai asing masuk ke rute penerbangan domestik.
"Maskapai asing saya kira tidak jadi solusi dari tiket mahal. Menurut saya usulan Pak Jokowi itu puncak kekesalannya saja. Dengan apa terjadi saat ini. Dan carut-marutnya harga tiket pesawat memberi dampak berat buat industri pariwisata," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: