Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Google Baiknya Dipecah, Supaya Tidak Memonopoli Pasar

Google Baiknya Dipecah, Supaya Tidak Memonopoli Pasar Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ada tekanan yang  menginginkan induk Google, Alphabet Inc, memisahkan diri sebelum regulator memaksa penjual Internet Advertising terbesar di dunia untuk berpisah menjadi beberapa bagian.

SumOfUs merupakan grup berasas di AS yang bertujuan untuk mengekang kekuatan korporasi yang semakin besar, akan membuat proposal pada  rapat pemegang saham tahunan Alphabet pada hari Rabu di auditorium kantor perusahaan di Sunnyvale, California.

Sebagaimana dilansir lama Reuters, proposal tersebut berbunyi: "Pejabat di AS & UE terus khawatir tentang kekuatan pasar Alphabet mengingat pembatasan monopoli. Kami percaya bahwa pemegang saham dapat menerima nilai yang lebih besar dari pengurangan strategis sukarela dalam ukuran perusahaan, keimbang  dari penjualan aset yang dipaksakan oleh regulator."

Baca Juga: Tidak Adil: Google Untung Lebih Besar, Media Online PHK Wartawan

Proposal ini tidak berpeluang untuk berhasil karena dua eksekutif teratas Alphabet, Larry Page dan Sergey Brin, memegang 51,3 persen suara pemegang saham.

Namun demikian, hal itu menunjukkan fokus yang pada  tindakan antimonopoli terhadap Alphabet dan perusahaan teknologi besar lainnya seperti Facebook Inc dan Amazon.com Inc ketika mereka menghadapi reaksi politik dan publik atas masalah privasi dan kekuatan yang kini mereka miliki atas informasi dunia.

Presiden AS, Donald Trump sudah seringkali mengkritik Google, dengan mengklaim tanpa bukti bahwa mesin pencariannya tidak adil karena menghasilkan hasil yang tidak menguntungkan baginya. Dia telah menyarankan bahwa regulator AS harus mengikuti jejak Eropa dan mencermati monopoli perusahaan teknologi, akan tetapi belum menyarankan solusi khusus apa pun.

Sebuah sumber mengatakan kepada Reuters, awal bulan ini, bahwa Departemen Kehakiman AS dan Komisi Perdagangan Federal sedang bersiap-siap untuk menyelidiki apakah Google, Amazon, Apple dan Facebook menyalahgunakan kekuatan raksasa pasar mereka.

Baca Juga: Setelah Huawei, Trump Anggap Produsen Otomotif Jepang Jadi Ancaman

Proposal ini adalah salah satu dari 13 catatan atas pemungutan suara pada rapat Alphabet hari Rabu. Sekelompok karyawan Google mendukung lima proposal yang membantu, tetapi bukan proposal untuk memisah perusahaan.

Para pemimpin kelompok etnis Tibet dan Uighur yang khawatir tentang pekerjaan Google di China adalah yang berada di antara pembicara yang diperkirakan akan berbicara pada unjuk rasa di luar auditorium sebelum pertemuan. Aktivis masyarakat yang menekan Google untuk mengatasi kekurangan perumahan di Silicon Valley juga berencana melakukan aksi unjuk rasa.
Alphabet mengatakan dalam materi pemegang saham, kebijakan yang ada membahas masalah yang diangkat dalam proposal dan menolak berkomentar lebih lanjut.

Meskipun tidak ada proposal yang lulus, Google dapat menanggapi masalah yang diajukan. Perusahaan berhenti bekerja pada mesin pencari China yang diawasi dan melarang penggunaan alat kecerdasan buatannya untuk persenjataan setelah petisi dari karyawan dan aktivis luar.

"Kami mulai sebagai suara di hutan pada beberapa masalah ini, tetapi pembicaraan telah datang lebih maju," ujar manajer kampanye SumOfUs Sondhya Gupta.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: