Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Di Hadapan Milenial, Gapki Pamer Keunggulan Sawit Indonesia

Di Hadapan Milenial, Gapki Pamer Keunggulan Sawit Indonesia Vice President Communications PT Astra Agro Lestari Tbk Tofan Mahdi. | Kredit Foto: AALI
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sawit menjadi komoditas penting bagi perekonomian Indonesia. Sebab sawit memiliki peranan paling besar dalam menggerakkan ekonomi masyarakat.

Ketua Bidang Komunikasi Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Tofan Mahdi mengatakan, industri sawit telah menunjukkan sumbangsih dan peran signifikan bagi perekonomian Indonesia.

"Indonesia merupakan negara produsen minyak sawit terbesar di Indonesia. Dalam satu tahun Indonesia memproduksi  sekitar 47 juta ton. Devisa yang dihasilkan dari sawit sekitar US$22,8 miliar atau sekitar Rp300 triliun. Jadi, ekonomi Indonesia akan lesu tanpa sawit," kata Tofan dalam talk show Milenial Bareng Sawit: Gue Generasi Sawit di FX Sudirman, Jakarta, Rabu (19/6/2019).

Tofan mengatakan, minyak sawit memiliki tiga peranan penting dalam kehidupan. Pertama, minyak sawit dilihat sebagai bahan pangan. Minyak sawit merupakan bahan baku utama produk makanan.

Baca Juga: Mendorong Generasi Milenial Mengenal Sawit

"Banyak komponen makanan yang kita konsumsi ada komponen minyak sawitnya," tambahnya.

Kedua, minyak sawit sebagai bahan baku oli chemical. Dan ketiga, minyak sawit sebagai pengganti energi yang ramah lingkungan.

"Kalau dulu kita mengenal energi bahan bakar minyak, maka pengembangan energi ke depan sudah tidak lagi fosil fuel, tapi dikembangkan dengan yang lebih ramah lingkungan dan bisa diperbarui salah satunya dari sawit," ujarnya.

Dari ketiga keunggulan sawit di atas, sawit Indonesia lalu mendapat kampanye negatif, salah satunya  dari Uni Eropa yang mengeluarkan kebijakan pelarangan menggunakan biofuel berbahan dasar sawit.

"Sawit Indonesia dituduh banyak hal di antaranya sawit dituduh penyebab deforestasi. Dan kampanye negatif terhadap sawit bermotif perang dagang," tambahnya.

Baca Juga: Gelar "Ksatria Sawit", Sinar Mas Bantu Pemasok Jadi Produsen Berkelanjutan

Tofan mengatakan, pengembangan minyak sawit di Indonesia harus berkelanjutan. Bahkan, minyak sawit Indonesia telah memiliki standar berkelanjutan dan mandatori, seperti Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: