Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dari Jagung, Pengusaha Ini Rangkul Perempuan Lombok Jadi Produktif

Dari Jagung, Pengusaha Ini Rangkul Perempuan Lombok Jadi Produktif Petani memanen jagung di Sapen, Pringapus, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Selasa (26/6). Asosiasi Petani Jagung Indonesia (APJI) memprediksi produksi jagung nasional pada 2018 akan meningkat lima hingga tujuh persen dibandingkan tahun lalu karena adanya penambahan areal tanam baru dan upaya pemerintah dalam menganggarkan bantuan benih hingga 4 juta hektare. | Kredit Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Warta Ekonomi, Jakarta -

Tak semua orang memiliki bakat berwirausaha, namun jiwa entrepreneurship itu bisa dipelajari, ditularkan kepada orang lain khususnya masyarakat sekitar kita, sehingga bisa memberikan manfaat bersama.

Itu juga yang dilakukan Hajjah Zainab (49) pemilik UD Azhari yang merintis usaha makanan ringan berbahan baku jagung dan rumput laut dengan brand merek Tapona Food. 

Ibu berputra tiga itu melibatkan kaum perempuan di sekitarnya, bahkan sampai lintas kabupaten, yaitu di lombok tengah, lombok barat dan lombok timur.

"Bagi saya tak ada artinya jika kesuksesan diraih secara sendirian, sementara lingkungan sekitar tidak ikut dilibatkan. Makanya saya ajak ibu-ibu di sekitar saya untuk bisa menjadi perempuan produktif, lewat Tapona Food dan dikembangkan pemasarannya lewat Koperasi Wanita Putri Rinjani," kata Hajjah Zainab, saat ditemui di Dusun Tapon, Desa Bilebante, Kecamatan Pringgabata, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Baca Juga: Sukses dengan Bisnisnya, Pengusaha Airport Service Ini Rela Potong Rumput Bandara Sendiri

Awalnya Hajjah Zaenab adalah pedagang sembako keliling yang ditekuninya sejak 2007, masuk keluar kampung pun ia jalani demi berjualan. 

Sepanjang berkeliling ke pelosok-pelosok, banyak ia temui hamparan tanaman jagung, dan juga rumput laut kalau ia menyisir pantai. Lalu ia mulai berpikir bagaimana meningkatkan nilai tambah dari jagung. Maka ide pembuatan tortila (keripik jagung) pun muncul, dengan bahan dasar jagung giling. Sementara untuk rumput laut, ide pembuatan dodol pun terlintas di benaknya. 

"Sebenarnya sudah ada produsen dodol rumput laut, namun itu diproduksi perusahaan besar. Kalau mereka bisa, kenapa saya tidak? apalagi saya punya keunggulan dalam pembuatan dodol laut, yaitu bahannya sebagian besar dari rumput laut olahan, bukan dari tepung rumput laut yang kalau kita makan masih ada rasa lengketnya," ujar Zaenab.

Baca Juga: Permintaan Meningkat, Koperasi Ini Kembangkan Produksi Jagung

Awalnya, Zaenab berkeliling menawarkan produk dari pintu ke pintu dengan sepeda motor. Prinsipnya, kalau usahanya halal, kenapa musti malu. Terbukti, usahanya mulai menemukan jalan. Produk usahanya berhasil merangsek ke jaringan toko oleh-oleh di sejumlah penjuru Pulau Lombok.

Cita rasa produk yang enak, kemasan yang menarik, dan harga yang 'miring' membuat produknya disukai konsumen, terutama para wisatawan yang berlibur ke Lombok.

Selain itu, Zaenab juga menjamin kualitas seluruh produknya telah memenuhi persyaratan perizinan mulai dari BPOM, Dinas Kesehatan dan juga sertifikasi halal dari MUI. Dia menekankan pentingnya makanan yang sehat dan alami, tidak hanya sekadar enak.

Permintaan produknya perlahan terus mengalami peningkatan. Inilah yang kemudian dia implementasikan dengan melibatkan para Ibu-Ibu di kampungnya yang ditinggal para suaminya bekerja menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI) di Malaysia. 

Baginya, konsep bisnis berjamaah merupakan hal pertama ia akan lakukan jika sukses merintis usaha.

"Punya usaha terus sukses sendirian itu sudah biasa, tapi kalau suksesnya berjamaah itu baru luar biasa," lanjut Zaenab.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ning Rahayu
Editor: Kumairoh

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: