Giant, salah satu brand ritel terkemuka di Indonesia memutuskan menutup beberapa gerai. Menurut informasi yang beredar, beberapa gerai tersebut adalah Giant Expres Cinere Mall, Giant Expres Mampang, Giant Expres Pondok Timur, Giant Ekstra Jatimakmur, Giant Ekstra 10 Cibubur, dan Giant Ekstra Wisma Asri.
Giant memutuskan untuk menutup gerai terhitung sejak 28 Juni 2018. Beberapa hari sebelum penutupan, pihak Giant juga memutuskan untuk memberikan diskon pada seluruh produk yang dijual. Diskon bervariasi, mulai dari 5%, 10%, 20%, 25% dan 30%. Tulisan besar juga terpasang di dalam dan luar gerai, menyebut “Semua Harus Terjual Habis!”.
Baca Juga: Giant Gulung Tikar, BEI Tagih Jawaban Hero Supermarket!
Pantauan Warta Ekonomi di Giant Ekstra Wisma Asri pada Senin (24/6/2019), gerai ini dibanjiri oleh ratusan pembeli untuk memborong barang-barang di Giant. Beberapa rak produk terlihat sudah ludes terutama yang diberikan diskon hingga 30% seperti manual tools alat-alat bengkel. Beberapa rak terlihat berantakan tidak ada yang merapikan. Sementara beberapa karyawan terlihat mengemasi barang.
Roy Mandey, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), diminta tanggapannya soal penutupan gerai Giant mengaku belum mendapat briefing dari pihak Giant. Tapi menurutnya apa yang dilakukan Giant tidak berhubungan dengan usahanya.
“Perusahaan masih memiliki laba bersih, 2018 masih ada 24% pertumbuhan mereka,” ujar Roy.
Penutupan gerai tersebut, menurut Roy, karena bertepatan sudah habisnya kontak tempat usaha Giant dan memutuskan tidak memperpanjang sewa atau menutup gerainya. Itu untuk efisiensi dan merelokasi dari luasan yang besar ke yang kecil. Giant juga memutuskan untuk merubah model bisnis supaya tidak menjadi hypermarket, tapi bisnis yang lebih compaq ritel atau supermarket.
Baca Juga: Giant Ikut Tumbang, Jawaban Menteri Darmin Selow Banget, "Jangan Dirisaukan"
“Beberapa gerai Giant besar masih dipertahankan, itu sebagai perwakilan di beberapa kota, tapi yang lainnya efisiensi,” kata Roy.
Roy juga menjelaskan, industri ritel saat ini tengah terjadi anomali, karena semua ritel modern dengan luasan 5.000 meter persegi, saat ini berusaha menjadi medium ritel 2.000-2.500 meter persegi. Sebab Behavior konsumen saat ini lebih memilih ke toko yang tidak terlalu besar atau compaq.
Karena itu, industri ritel harus bertransformasi merubah ukuran tempat usaha mereka. Hal itu sudah dilakukan oleh ritel lainnya, seperti transmart, carefour sudah digabung dengan kulineri, departemen strore dan hiburan, seperti transmart ritel. Group hypermart juga sudah membuat hyfress, ukuran dari 5000 menjadi hanya 2000-2500.
Baca Juga: 6 Gerai Giant Tutup, Situasi Ekonomi Makin Mengkhawatirkan?
Bahkan Roy mengapresiasi apa yang dilakukan oleh ritel alat-alat rumah tangga MR DIY. Brand asal Malaysia yang hadir tahun 2017 itu justru terus berkembang, saat ini telah mencapai 100 gerai di Indonesia. Seperti yang dikatakan Roy, MR DIY memiliki ukuran gerai yang compaq, hanya 500-900 meter persegi. Dengan demikian terjadi efisiensi, bisa dibuka di mall yang ramai, dan masyarakat yang datang mudah menemukan barang.
Menurut Roy, pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini 5% secara keseluruhan bagus. Inflasi juga stabil, sehingga daya beli masyarakat tinggi. Kondisi ekonomi tersebut seharusnya ramah bagi industri ritel. Kompetisi ritel di Indonesia memang sangat ketat. Untuk menjadi pemenang, perusahaan harus mengikuti siklus perubahan, memanfaatkan teknologi, dan perilaku konsumen.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Agus Aryanto
Editor: Kumairoh
Tag Terkait: