Saat ini, hampir semua transaksi dan interaksi di Indonesia bergeser ke bentuk digital. Pada saat yang sama, konsumen pun menjadi lebih sadar akan ancaman keamanan siber dan privasi data pribadi. Tak hanya dari pelaku kejahatan siber, tetapi dari organisasi yang memegang data pribadi mereka juga.
Meskipun telah banyak transaksi yang dilakukan secara digital, studi Microsoft Indonesia dan IDC Asia Pasifik bertajuk Understanding Consumer Trust in Digital Services in Asia Pasific menunjukkan, di Indonesia hanya ada 44% konsumen yang percaya data pribadi mereka akan dikelola dengan baik oleh penyedia layanan digital.
"Ada lima komponen yang memengaruhi kepercayaan konsumen, yakni privasi, keamanan, keandalan, etika, dan kesesuaian dengan peraturan (compliance)," kata Head of Operations IDC Indonesia, Mevira Munindra, Rabu (26/6/2019).
Bahkan, 46% konsumen Indonesia mengalami serangan siber, seperti penipuan (phishing) hingga pembajakan (hacking). Mevira juga menyebutkan, level keamanan siber Indonesia dari perspektif enterprise masih ada di posisi 2 dari total 5 level.
Baca Juga: Bahaya! Setop Gunakan Sandi Serupa di Tiap Medsos
"Kami encourage agar perusahaan berkolaborasi, mencari partner teknologi terpercaya sebab kepercayaan konsumen bukan hanya berkaitan dengan infrastrtuktur, tapi juga proses dan orang yang terlibat di dalamnya," papar Mevira.
Selain itu, Presiden Direktur Microsoft Indonesia, Haris Izmee pun menyarankan agar pemimpin bisnis lebih memahami kelima faktor pendorong kepercayaan konsumen. Dengan begitu, layanan mereka bisa unggul.
Haris berujar, "Kami mendorong penyedia layanan digital untuk membangun kepercayaan dan menjadikannya faktor tersebut sebagai keunggulan kompetitif utama layanan digital mereka."
Menurut laporan hasil studi Microsoft-IDC, konsumen merasa kelima elemen kepercayaan sama pentingnya. Namun, secara khusus, keamanan (87%), privasi (86%), dan etika (85%) muncul sebagai tiga elemen paling penting. Konsumen juga memiliki harapan kepercayaan tertinggi terhadap lembaga jasa keuangan, lembaga pendidikan, dan organisasi layanan kesehatan.
Baca Juga: Data Pribadi Konsumen Rawan Disalahgunakan
Lebih lanjut, 56% konsumen Indonesia akan beralih dari satu layanan digital bila pernah mengalami serangan siber atau hal negatif lain. Bahkan, ada 33% konsumen yang akan berhenti menggunakan satu layanan jika hal itu terjadi.
Studi tersebut dilakukan terhadap 6.372 konsumen dari 14 negara di wilayah tersebut mulai kuartal keempat 2018 hingga Januari 2019. 457 konsumen di antaranya berasal dari Indonesia. Lewat studi itu, Microsoft-IDC ingin mengetahui pengalaman konsumen dalam transaksi layanan digital sekaligus memberi wawasan (insight) pada organisasi guna mendapat kepercayaan konsumen.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Rosmayanti