Anggota Dewan Penasihat Partai Gerindra, M Syafii, mengatakan dirinya menginginkan partainya tetap menjadi oposisi setelah pasangan Jokowi-Ma'ruf ditetapkan sebagai pemenang di Pilpres 2019.
"Saya kira dalam demokrasi yang sehat ada dua pilar yang sangat baik, yaitu partai pendukung dan oposisi. Saya kira demokrasi tidak akan sehat kalau semua partai yang ada menjadi partai pendukung pemenang pemilu. Harus ada yang bersikap oposisi," ujarnya di Jakarta, Senin (1/7/2019).
"Dan Gerindra sejak awal sudah menunjukkan posisinya sebagai partai oposisi. Tentu dalam kondisi yang sama ketika kita belum memenangi pilpres, tentu kita akan membuat oposisi yang sama untuk menyehatkan demokrasi untuk tetap menjadi oposisi. Saya kira begitu," sambungnya.
Baca Juga: Prabowo dan Gerindra Masuk Kabinet? NasDem: Bisa Jadi Stand Up Comedy Politik
Menurutnya, sejak awal Prabowo telah menentukan sikap resmi dalam internal partai. Karena itu, dirinya yakin sang Ketum bakal tetap berada di posisi yang sama guna menyeimbangkan demokrasi yang sehat.
"Kalau statement yang vulgar dalam sebuah pertemuan yang resmi saya kira itu belum karena kita memang belum melakukan pertemuan nasional menyeluruh kader Gerindra pascaputusan MK, tetapi kita bisa membaca gerak yang dilakukan Pak Prabowo sebagai orang yang demokratis, dia pasti tidak akan mencederai sistem demokrasi di mana akan menghilangkan check and balance itu," terangnya.
"Ya, saya kira seperti itu. Bahwa kader Partai Gerindra dan pemikir demokrasi pasti menginginkan Gerindra tetap pada oposisi," lanjutnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Irfan Mualim
Editor: Irfan Mualim