Langkah perbaikan mulai ditempuh oleh PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) pada awal bulan Juli ini. Guna menyehatkan kondisi perusahaan, Krakatau Steel melakukan upaya restrukturasi alias perampingan dari berbagai sisi, mulai dari bisnis, utang, hingga organisasi.
Direktur Utama Krakatau Steel, Silmy Karim, mengungkapkan bahwa perampingan menjadi amat penting untuk dilakukan guna menyelamatkan bisnis baja yang selama ini menghidupi banyak pihak dalam internal Krakatau Steel.
"Kita lihat, posisi utang naik terus. Artinya, kita punya masalah bukan saja di keuangan, tapi pastinya ada penyebab lain, baik model bisnis maupun proses bisnisnya," imbuh Silmy kepada media, Jakarta, Selasa (02/07/2019).
Baca Juga: Krakatau Steel Berbenah, dari Restrukturisasi Bisnis hingga Utang
Menurut Silmy, tentu akan ada pihak yang terdampak atas keputusan penyehatan perusahaan ini. Namun, ia memastikan bahwa mekanisme tersebut tidak akan sampai pada proses PHK massal yang selama ini digaungkan.
"Restrukturasi organisasi tidak selalu identik dengan PHK. Ada banyak cara dalam perampingan struktur organisasi," sambungnya.
Ia berdalih, perusahaan akan lebih memilih untuk melakukan efisiensi dengan target hingga 2.400 karyawan melalui mekanisme pemindahan karyawan ke entitas anak perusahaan.
Baca Juga: Krakatau Steel dan PGN Jalin Kerja Sama Pengembangan Bidang Energi
"Sekali lagi saya tegaskan, tidak ada PHK massal. Kami hanya melakukan perampingan, mengoptimalkan SDM yang ada dengan dipindahkan dari induk perusahaan," lanjut Silmy.
Merespons hal itu, investor di pasar modal nampak mulai optimis terhadap keberlanjutan usaha Krakatau Steel di masa mendatang. Buktinya, setelah pihak manajemen mengeluarkan pernyataan di atas, investor ramai-ramai mengoleksi saham Krakatau Steel.
Hingga pukul 15.05 WIB, dana asing yang disuntik ke saham Krakatau Steel nilainya mencapai Rp532,44 juta sehingga membuat harga sahamnya naik 0,48% dari Rp418 per saham menjadi Rp420 per saham.
Sejumlah 2,15 juta saham Krakatau Steel telah diperdagangkan dengan frekuensi 353 kali transaksi dan nilai transaksinya mencapai Rp903,14 juta.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih