Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Harga Ayam Naik, Masyarakat Diimbau Jangan Khawatir Karena...

Harga Ayam Naik, Masyarakat Diimbau Jangan Khawatir Karena... Penjual ayam potong melayani pembeli di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Rabu (13/6). Jelang Hari Raya Idulfitri, penjualan bahan pangan di pasar itu mengalami peningkatan 20 hingga 50 persen. | Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak Kementerian Pertanian (Kementan), Sugiono menjelaskan bahwa kenaikan ayam potong di tingkat peternak yang berlangsung sejak tiga hari lalu tidak akan berpengaruh pada kondisi harga ayam daging di tingkat konsumen.

"Tidak ada pengaruhnya karena harga ayam hidup di peternak sama harga daging di konsumen itu beda acuanya," ujar Sugiono kepada Warta Ekonomi di Jakarta, Selasa (2/7/2019).

Sugiono mengatakan, sebaiknya masyarakat tak perlu khawatir dengan kenaikan yang terjadi pada ayam potong di tingkat peternak. Sebaliknya, semua pihak harus bisa menjaga kondisi ini agar bertahan selama mungkin.

Baca Juga: Libatkan UPT, Ayam “Bekerja” Keluarkan Ribuan RTM dari Kemiskinan

"Kalau bisa kenaikan ini terkendali supaya kesejahteraan peternak juga meningkat dan konsumen senang. Kalau harga di pasaran harus stabil terus. Itulah yang kita harapkan bersama," katanya.

Sementara untuk kondisi harga yang mengalami disparitas, Sugiono berharap ada tindakan tegas dari penegak hukum kepolisian, KPPU,  maupun pengawas di kementerian lain kepada broker atau bakul yang bermain di hilir.

"Mereka yang mempermainkan harga harus ditindak tegas karena sangat merugikan masyarakat. Artinya kalau masih ada yang begitu harus ditindak tegas baik pidana maupun sangsi lainya," katanya.

Baca Juga: Harga Ayam Jadi Murah Meriah Karena Ini

Sementara di sisi produksi, kata Sugiono, tiga provinsi di pulau Jawa, yakni Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah masih mendominasi usaha peternakan ayam rakyat. Dari tiga daerah ini, populasi ayam terus surplus hingga harus dilakukan pengiriman ke daerah lain.

"Tapi sekarang di luar pulau Jawa, seperti di Papua, Kalimantan dan daerah lain juga mulai menunjukan perkembangan ternak yang sangat baik. Tentu ke depan wilayah lain juga menjadi sentra demi terwujudnya pemerataan," katanya.

Sebelumnya, dikatakan Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan, Fini Murfiani bahwa ada kenaikan harga ayam hidup atau live bird (LB) di tingkat peternak pada beberapa hari terakhir.

Baca Juga: Mau Naikkan Harga, Kemendag Serap Ayam Peternak

"Alhamdulillah, harga LB perlahan sudah naik, hal ini membuktikan upaya bersama Kementan bersama stakeholder perunggasan mulai membuahkan hasil," ujarnya.

Harga serupa juga terjadi  di tiga wilayah sentra produksi ayam potong, yakni Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Sejauh pantauan tim monitoring dan investigasi Kementan, tiga wilayah itu mengalami kenaikan.

Data Petugas PIP Ditjen PKH pada tiga Provinsi mencatat harga Live Bird (LB) sebesar 5,7 persen dari harga Rp12.300 menjadi Rp13.000 harga tersebut berlangsung di wilayah Jawa Barat. Hal serupa juga terjadi di Jawa Tengah dimana ada peningkatan harga LB sebanyak 8,5 persen dari Rp 8.431 menjadi Rp9.167, sementara di Jawa Timur kenaikan harga LB sebesar 14,2 persen dari harga Rp10.191 menjadi Rp11.636.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: