Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Obesitas atau Rokok, Mana yang Lebih Berbahaya Picu Kanker?

Obesitas atau Rokok, Mana yang Lebih Berbahaya Picu Kanker? Kredit Foto: Unsplash/I Yunmai
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kelebihan berat badan pada seseorang atau dikenal dengan istilah obesitas diyakini menjadi salah satu pemicu kanker. Dalam sebuah penelitian, hal ini ditemukan membuat orang-orang dapat menderita empat jenis kanker yang umum.

Temuan dari Cancer Research UK mengatakan bahwa obesitas menjadi penyebab kanker usus, ginjal, ovarium, dan hati. Bahkan, kelebihan berat badan pada seseorang dapat menjadi pemicu yang lebih parah pada kanker dibandingkan rokok.

Penelitian ini memberikan peringatan jutaan orang berisiko terkena kanker. Tercatat jumlah orang yang mengalami kegemukan lebih banyak daripada perokok, secara garis besar seperti dua banding satu.

Dalam sebuah laporan di The Daily Telegraph disebutkan bahwa Inggris memiliki jumlah orang dengan tingkat obesitas tertinggi di Eropa Barat. Bahkan, peningkatan angka mereka yang mengalami kegemukan di negara ini terjadi lebih cepat dibanding Amerika Serikat (AS).

Analisis Cancer Research UK menunjukkan kelebihan berat badan menyebabkan sekitar 1.900 kasus kanker usus lebih banyak, dibandingkan merokok di Inggris setiap tahun. Obesitas juga menyebabkan 1.400 lebih kasus kanker ginjal, serta 460 lebih banyak kasus kanker ovarium dan 180 kasus kanker hati.

Meski demikian, kampanye yang menyuarakan bahaya kanker akibat obesitas telah dikritik oleh banyak orang. Tak terkecuali selebritas Sofie Hagen yang menyampaikan hal itu melalui Twitter pada Februari lalu.

Kampanye tersebut dinilai tidak adil karena membandingkan orang yang mengalami obesitas dengan perokok. Salah satu isi kampanye tersebut menuliskan slogan dalam bungkus rokok yaitu obesitas juga merupakan penyebab kanker.

Papan iklan yang dimuat saat kampanye tersebut juga bertuliskan seperti merokok, obesitas menempatkan jutaan orang dewasa pada risiko kanker yang lebih besar. Namun, badan amal yang menyelenggarakan kampanye itu menegaskan bahwa mereka tidak menyalahkan orang karena kelebihan berat badan.

Saat ini tercatat hanya ada 5,9 juta perokok di Inggris. Jumlah ini menurun sebanyak 1,8 juta sejak 2011.

Sebelumnya, Lembaga Kesehatan Masyarakat Inggris dan Kantor Statistik Nasional meramalkan bahwa generasi masa depan akan bebas dari rokok. Hal itu karena jumlah perokok setiap tahunnya menurun hingga mencapai level terendah sejak pencatatan dimulai.

Cancer Research UK telah meminta Kementerian Kesehatan Inggris untuk dapat mengurangi separuh tingkat obesitas pada 2030. Selain itu, pembatasan iklan makanan cepat saji di televisi dan di internet juga diminta untuk diterapkan, khususnya mulai malam hari pukul 21.00.

"Penurunan besar dalam jumlah perokok setiap tahunnya terjadi berkat larangan iklan dan lingkungan. Ini juga diperlukan untuk obesitas,"ujar pakar dari Cancer Research UK, Linda Bauld, dilansir The Week.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Bagikan Artikel: