Deputi Bidang Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Herizal mengatakan upaya pengurangan polusi udara di Jakarta semakin sulit saat curah hujan rendah pada musim kemarau.
"Ada tiga hal yang membuat polusi semakin menjadi yaitu karena kemarau, kelembaban rendah, dan kerapatan molekul renggang," katanya di Stasiun Pemantau Atmosfer Global (GAW) Bukit Kototabang, Agam, Sumatera Barat, Minggu (7/7/2019)
Ia mengatakan, saat curah hujan tinggi, air banyak, pencemar udara akan seperti diikat atau dibasuh secara alami. Pencemar yang ada di ketinggian akan dibawa ke permukaan tanah dan yang sudah ada di permukaan tanah akan dialirkan atau diserap.
Baca Juga: BMKG Ingatkan Dehidrasi Ancam Para Pemudik
Kelembaban udara juga mempengaruhi polusi udara. Saat udara lembab, Herizal menjelaskan, molekul polutan mudah terikat sehingga tidak beterbangan bebas di udara lagi.
Selanjutnya, kata Herizal, kerapatan molekul juga mempengaruhi kadar polusi. Saat permukaan cenderung kering maka kerapatan molekul debu dan polutan lainnya akan rendah sehingga mudah beterbangan dan dapat dihirup oleh manusia.
Ia mengatakan, pada musim kemarau seperti sekarang, warga Jakarta bisa ikut mengurangi polusi dengan mengurangi penggunaan kendaraan, memilih menggunakan sarana transportasi massal, atau menggunakan kendaraan dengan emisi rendah.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Fajar Sulaiman