Schneider Electric Kenalkan Solusi Transformasi Digital Industri Makanan dan Minuman
Perusahaan global dalam transformasi digital di pengelolaan energi dan otomasi, Schneider Electric menjelaskan bahwa ada empat area penting industri makanan dan minuman dalam penerapan industri 4.0 agar dapat memaksimalkan nilai bisnis perusahaan dan menjawab tren, serta tantangan masa depan industri makanan dan minuman melalui solusi yang komprehensif.
Hal tersebut diungkapkan Luc Remont, Executive Vice President International Operations, Schneider Electric pada acara Schneider Electric Innovation Days: SmartFood Indonesia 2019 dengan tema "Embracing Digital Transformation to Deliver Economic Value to Your Business" yang dihelat pada 10-12 Juli 2019 di Hotel Mulia, Jakarta.
"Transformasi digital di industri makanan dan minuman membutuhkan strategi yang komprehensif dan menyentuh setiap tahapan perjalanan produk untuk dapat menjawab tantangan masa depan dan menjadikannya sebagai nilai lebih dalam meningkatkan reputasi perusahaan," jelas Luc Remont dalam keterangannya, Rabu (10/7/2019).
Baca Juga: Pabrik Schneider Electric Jadi Percontohan Revolusi Industri 4.0
Dia melanjutkan, beberapa tantangan masa depan tersebut seperti konsumen kelas menengah yang semakin menuntut produk yang sehat dan ramah lingkungan; disrupsi digital yang mengubah interaksi konsumen terhadap produk dan memberi peluang produsen lebih kecil dan inovatif untuk mengambil pangsa pasar yang signifikan; persaingan harga yang semakin ketat menuntut kontrol biaya Capex dan Opex yang lebih efektif; dan standar regulasi keamanan pangan dunia yang semakin tinggi termasuk pengawasan terhadap kualitas produk dan jaringan distribusi rantai pasok, dapat dijawab dengan transformasi digital.
Dalam jangka panjang, menurut Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO), tantangan industri makanan dan minuman ialah memastikan ketersediaan pasokan makanan dan minuman yang jumlahnya harus ditingkatkan hingga 60-70% untuk dapat memenuhi permintaan populasi global yang akan mencapai 9 miliar pada 2050. Untuk itu, industri makanan dan minuman perlu lebih efektif dan akurat dalam proses produksinya untuk mengurangi produk cacat.
Stefanus Indrayana, Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi) dalam pemaparannya di acara pembukaan SmartFood Indonesia 2019 mengatakan bahwa sektor makanan dan minuman merupakan salah satu sektor penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Baca Juga: Kecanggihan Pabrik Schneider Electric Terbesar di Asia, Adopsi IoT dan Energi Terbarukan
"Sepanjang 2018, industri makanan dan minuman tumbuh 7,91% atau mampu melampaui pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,17% di tengah-tengah berbagai tantangan ekonomi. Namun, berbicara tentang percepatan industri 4.0 di sektor ini, harus diakui transformasi digital masih didominasi oleh perusahaan besar," jelas Stefanus.
Dia melanjutkan, "IKM membutuhkan lebih banyak edukasi karena kesan investasi teknologi yang mahal masih sangat melekat. Padahal dengan digitalisasi, proses produksi lebih efisien 30-40%. Diharapkan pemerintah dan perbankan juga dapat memberikan insentif bagi IKM berupa fasilitas pendanaan."
Melihat strategisnya industri makanan dan minuman ini, Xavier Denoly, Country President Schneider Electric Indonesia mengajak pelaku industri makanan dan minuman untuk segera mengambil langkah berani dalam digitalisasi dan menekankan bahwa transformasi digital dapat dilakukan secara bertahap dan menggunakan solusi dengan platform terbuka.
Adapun empat area penting yang perlu menjadi fokus dalam transformasi digital di industri makanan dan minuman, yaitu smart manufacturing, smart facilities, smart food safety, dan smart supply chain.
Selama dua hari penyelenggaraan Smart Food Indonesia 2019, Schneider Electric akan menampilkan solusi komprehensif EcoStruxure untuk industri makanan dan minuman, yaitu EcoStruxure Augmented Operators Advisor, EcoStruxure Machine Advisor, dan EcoStruxure Asset Advisor.
Dengan ketiga solusi tersebut, produsen makanan dan minuman bisa melakukan analisis prediktif untuk meningkatkan performa dan produktivitas mesin, mempercepat waktu maintenance, meminimalisasi kesalahan akibat human error, serta menekan biaya perawatan mesin.
Baca Juga: Schneider Electric Ikut Ramaikan Pasar Cloud di Indonesia
"Schneider Electric melalui solusi EcoStruxure mengintegrasikan berbagai bidang keahlian (otomasi, mesin, bangunan, TI) dalam arsitektur tanpa batas dan mengubah informasi yang dikumpulkan dari mana saja dalam rantai pasok menjadi kebijakan yang dapat ditindaklanjuti untuk keseluruhan aktivitasi operasional (end-to-end) yang lebih transparan dan optimal sehingga meningkatkan reputasi perusahaan," pungkas Xavier.
Saat ini EcoStruxure telah digunakan oleh sekitar 200 produsen makanan dan minuman di Indonesia, antara lain bergerak di industri pengolahan kopi, produsen susu, produsen air minum kemasan, produsen gula, rokok, dan produk konsumen.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: