Dukungan pada Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Ari Askhara untuk membenahi maskapai pelat merah tersebut terus menguat. Ari dinilai sukses menaikkan kinerja Garuda Indonesia meski diganggu kelompok yang ingin menguasai saham Garuda dengan harga murah.
Baca Juga: Kinerja Ari Ashkara Sudah Bagus, Tak Perlu Digoda-goda Lagi
Anggota Komisi VI DPR, Inas Nasrullah Zubir menyampaikan, kinerja Ari sangat meyakinkan hingga mampu menaikkan harga saham Garuda ke titik tertinggi sejak enam tahun terakhir, yakni Rp 630/saham. Dia berharap publik bijak menilai kinerja Garuda agar tak termakan isu yang dibuat untuk menguntungkan kelompok yang tidak ingin harga saham Garuda naik.
"Sebelum Ari jadi Dirut, harga saham Garuda kedodoran. Setelah Ari masuk, saham Garuda melejit karena bagus kinerjanya," kata Inas, kepada wartawan, di Jakarta, Kamis (11/7/2019).
Atas dasar itu, Ketua DPP Partai Hanura tersebut menyayangkan kubu Chairul Tanjung, selaku komisaris PT Garuda Indonesia, yang menolak laporan keuangan hanya karena memasukkan piutang di dalamnya. Padahal, tidak ada rekayasa dalam laporan itu dan penunjukkan auditor juga atas persetujuan direksi serta komisaris.
"Persoalannya, kubu Chairul Tanjung ini kan pemegang saham terbesar kedua. CT pengin ambil saham lagi saat harganya turun. Tapi kinerja Ari Askhara bikin harga saham naik, ini bikin CT kelabakan," ujar Inas.
Laporan keuangan emiten berkode GIAA tahun 2018 ditolak oleh dua komisarisnya, yakni Chairal Tanjung (adik CT) dan Doni Oskaria. Kedua komisaris tersebut merupakan perwakilan dari PT Trans Airways dan Finegold Resources Ltd yang menguasai 28,08 persen saham GIAA. Trans Airways merupakan perusahaan milik pengusaha Chairul Tanjung (CT).
"Ini kan jadi kasihan Garuda Indonesia dipolitisasi seperti ini. Ada orang yang tidak senang saham Garuda naik, maunya saham anjlok supaya bisa dicaplok," ungkapnya.
Sebelumnya, Menteri BUMN Rini Soemarno juga menyatakan kepercayaannya pada Ari Askhara untuk terus memimpin Garuda Indonesia. Menurut Rini, posisi Ari Askhara sebagai Dirut Garuda Indonesia tidak akan diganti hanya karena ada kubu komisaris yang menolak laporan keuangan Garuda Indonesia.
Dia menegaskan, Garuda Indonesia tidak memiliki niat memalsukan laporan keuangan karena sudah diperiksa oleh kantor akuntan publik yang bersertifikasi.
"Tidak ada urusan pemalsuan, tidak ada urusannya pembohongan, kami tidak mungkin sebagai pemegang saham memperbolehkan perusahaan BUMN itu diaudit oleh kantor akuntansi yang tidak bersertifikasi. Ya nggak perlu lah Dirut dicopot, buat apa?" ucap Rini.
Ari Askhara menjadi Dirut Garuda sejak September 2018. Selama memimpin Garuda, Ari Askhara sukses mengembalikan kepercayaan pegawai pada manajemen untuk bersinergi tingkatkan layanan penumpang, inovasi bisnis kargo, layanan wifi, kiprah On Time Performance, dan cetak nilai saham tertinggi dalam enam tahun terakhir.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: