Beberapa waktu terakhir, nama Ari Askhara, mantan Direktur Utama Garuda Indonesia santer terdengar, berbagai berbagai tuduhan miring diarahkan kepadanya. Namun, Irwan Suhanto seorang pengamat politik sekaligus aktivis 98 memiliki pandangan tersendiri terhadap Ari Askhara.
Menurut Irwan, hampir semua tuduhan miring yang diarahkan kepada Ari tidak memiliki dasar yang kuat, alias fitnah. Lebih celaka lagi, tuduhan tersebut bukan terkait kinerja, melainkan masuk ke ranah pribadi yang ditujukan untuk merusak reputasi.
"Bagi saya, Ari Askhara adalah seorang pekerja keras, efisien, dan tegas. Tetapi, sikapnya yang keras dan tegas inilah yang akhirnya menjadi bumerang ketika ada orang-orang politik dan orang yang memiliki kepentingan berkongsi untuk menjatuhkannya," kata Irwan dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin (20/1/2020).
Baca Juga: Belum Terbukti, Kasus Ari Askhara Sudah Heboh
Sementara itu, Drajad Hari Suseno, seorang profesional yang pernah berinteraksi dengan Ari Askhara mengaku, secara pribadi mengenal Ari Askhara. Pria bernama lengkap I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra itu pernah jadi Komisaris PT Jasamarga Bali Tol. Dulu, sambung Drajad, ia sering berinteraksi langsung Komisaris Ari Askhara.
"Dia memang hebat. Muda, enerjik, produktif, dan berorientasi hasil," tutur Drajad, belum lama ini.
Drajad melanjutkan, sebelum menjadi Direksi BUMN, Ari Askhara adalah seorang profesional bekerja di beberapa institusi keuangan/perbankan di Singapura. Lalu dia diminta pulang ke Indonesia, jadi Direktur Keuangan Pelindo III, merangkap Komisaris di Jasamarga Bali Tol (JBT).
Ia pun membenahi kinerja keuangan Pelindo III. Rangkap jabatan sebagai Komisaris itu yang seharusnya memberinya pendapatan ganda, tapi Ari menolaknya. Dia hanya mau menerima pendapatan dari satu sumber dalam jabatannya, sebagai Direktur Keuangan di Pelindo III. Sedangkan honorarium komisaris JBT diminta disetor ke kas Pelindo III.
Sukses melakukan restrukturisasi keuangan Pelindo III, Ari diangkat menjadi Direktur Keuangan Garuda Indonesia. Dia melakukan refinancing utang Garuda dan berhasil sukses. Lalu diangkat menjadi Direktur SDM di Wijaya Karya. Tidak sampai satu tahun, dia kembali diangkat menjadi Direktur Utama Pelindo III.
Sebagai Dirut, dia melakukan efisiensi besar-besaran, sampai keuntungan Pelindo III yang biasanya ratusan miliar naik mendekati Rp2 triliun.
Dia melakukan pembenahan ke banyak sektor, termasuk SDM yang tidak kompeten dimutasi atau diganti. Dia juga menerapkan good corporate governance (GCG) secara efektif dan terarah ke produktivitas kerja di setiap lini perusahaan, sampai cucu perusahaan.
"Yang tidak siap, tidak akuntabel dia libas," ujarnya.
Sukses di Pelindo III, Ari Askhara diminta untuk melakukan pembenahan di tubuh Garuda Indonesia khususnya di sektor keuangan.
"Di sini dia lebih garang lagi. Banyak pengeluaran yang enggak perlu dipangkas, efisiensi, perbaikan kinerja sampai hal terkecil termasuk catering. Setiap sen dia selamatkan demi perbaikan kinerja keuangan Garuda. Barangkali banyak pejabat Garuda gerah karena kenyamanannya terganggu, ladang basahnya mengering, sehingga banyak yang tidak suka dengan Ari," sebutnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: