Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Permintaan Nasabah Meningkat, PNM Dapat Dana Segar Rp2 T

Permintaan Nasabah Meningkat, PNM Dapat Dana Segar Rp2 T Karyawan menghitung mata uang rupiah di gerai penukaran mata uang asing Ayu Masagung, Kwitang, Jakarta Pusat, Senin (28/1/2019). Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin pagi menguat 60 poin menjadi Rp14.033 per dolar Amerika. Bank Indonesia menyatakan penguatan tersebut imbas dari meningkatnya kepercayaan investor asing terhadap Indonesia yang ditandai dengan derasnya aliran masuk modal asing. | Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Warta Ekonomi, Bukittinggi -

PT Permodalan Nasional Madani (Persero) pun diusulkan mendapatkan penyertaan modal negara (PMN) dalam RAPBN 2020 sebesar Rp2 triliun. Hal tersebut terkait kebutuhan pembiayaan bagi masyarakat prasejahtera di Indonesia masih tinggi.

Direktur Utama PNM Arief Mulyadi mengatakan, hingga akhir 2019, perseroan menargetkan peningkatan jumlah nasabah Mekaar hingga 6 juta, dengan plafon pembiayaan total sekitar Rp13,5 triliun sampai Rp14 triliun.

"Jadi, memang kami membutuhkan tambahan dorongan modal yang kuat. Permintaan dari nasabah juga cukup besar," katanya, Rabu (17/7/2019).

Baca Juga: Jokowi Minta Dana Pinjaman Naik, PNM Jawab Lewat Mekaar Plus

Lanjutnya, Arief mengatakan, kebutuhan pendanaan masyarakat Indonesia dengan golongan prasejahtera cukup tinggi. Sambungnya, hal tersebut dibuktikan pada target nasabah Mekaar sebanyak 4,5 juta hingga 4,5 juta nasabah hingga akhir 2019.

Namun, hingga sekarang jumlah nasabah Mekaar mengalami peningkatan, saat ini telah mencapai 4,833 juta nasabah, dengan penyaluran pembiayaan hingga Juni 2019, mencapai Rp9,73 triliun.

Sambungnya, ia mengatakan, dana tersebut terdiri dari Rp7,7 triliun buat nasabah Mekaar dan Rp1,9 triliun buat nasabah ULaMM.

ULaMM atau Unit Layanan Modal Mikro milik PNM sendiri merupakan layanan pinjaman modal untuk usaha mikro dan kecil, baik perorangan maupun badan usaha, dengan pembiayaan langsung, yang dilengkapi dengan pelatihan jasa konsultasi, pendampingan, serta dukungan pengelolaan keuangan dan akses pasar bagi nasabah.

Baca Juga: Disuntik Dana dari PNM, Aset BPRS Haji Miskin Meroket

Menurutnya, saat ini jumlah nasabah Mekaar terbilang masih sedikit dibandingkan dengan jumlah masyarakat prasejahtera di Indonesia.

"Jadi, memang masih jauh dibandingkan jumlah penerima manfaat Mekaar, sehingga masih relevanlah. Harapan kami Mekaar juga bisa membantu," terangnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Vicky Fadil
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: