Auditor Perlu Rangkul Perubahan Teknologi dan Jadi Mitra Strategis Manajemen
Berbagai perusahaan kini telah berinvestasi di industri 4.0 dan menggunakan teknologi dalam pengambilan keputusan yang lebih tepat waktu. Hasilnya, mereka menikmati terobosan dalam meningkatkan profitabilitas, kepuasan pelangan, efisiensi, kualitas, keamanan, biaya, dan lain sebagainya.
Menurut Angela Simatupang, Wakil Presiden Institute of Internal Auditors (IIA) Indonesia, sebenarnya tidak ada definisi yang jelas untuk revolusi industri 4.0 karena revolusi industri 4.0 lebih pada inisiatif yang melibatkan integrasi digital atas teknologi dengan objek dan sumber daya manusia di sepanjang proses bisnis dalam upaya meningkatkan daya saing.
Teknologi yang dimaksud adalah teknologi tingkat lanjut seperti big data, advanced analytics, artificial intelligence, virtual and augmented reality, machine learning, robotic process automation, dan lain sebagainya. Objek yang dimaksud mencakup produk, mesin, komputer, telepon selular, tablet, robotik, 3D printing, dan lain sebagainya.
Baca Juga: IIA Indonesia Hadirkan 20 Lebih Narasumber di Konferensi Tahunannya
"Berbagai perkembangan teknologi dan inovasi yang bermunculan ini mengubah proses bisnis konvensional menjadi proses bisnis yang didukung inovasi teknologi yang sama sekali baru, hanya dalam satu malam, yang akan membawa dampak beragam, termasuk dampak positif maupun negatif, dan bisa berpengaruh terhadap eksistensi model bisnis saat ini," kata dia melalui rilisnya, Selasa (23/07/19).
Angela mencontohkan, dalam ingatan bersama ada masa jaya dan masa suram dari Nokia, Fuji Film, Blackberry, dan perusahaan lainnya. Kedatangan masa suram sangat cepat dan berlangsung singkat, tapi dapat berdampak sangat besar.
"Selain pada model bisnis, profesi auditor pun bisa terpengaruh akibat dari revolusi industri ini. Beberapa pertanyaan, antara lain apakah profesi auditor masih diperlukan dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih?" sebutnya.
Angela kembali menjelaskan, perubahan ini tidak perlu ditakuti, namun harus dirangkul. Perkembangan teknologi ini justru bisa memberdayakan peran auditor menjadi lebih strategis karena aktivitas yang sifatnya repetitif dan tidak memerlukan keunikan manusia justru dapat dilimpahkan pada teknologi.
"Kesiapan auditor internal merupakan salah satu kunci memasuki era baru dengan baik tanpa benturan yang merugikan, serta tetap berada dalam arah yang direncanakan (true north)," demikian disampaikan Hari Setianto, Presiden IIA Indonesia.
Auditor internal, kata dia, harus berperan melakukan berbagai pencegahan ketika berbasis risiko serta bersama merumuskan berbagai kajian untuk menghadapi dampak teknologi, khususnya teknologi dalam era 4.0.
Baca Juga: Empowering Internal Auditors: Embracing the 4IR
Dia menyatakan, "Auditor internal melalui pemberian keyakinan yang memadai kepada pemangku kepentingan di mana auditor bekerja, bahwa seluruh risiko utama yang signifikan telah termitigasi dengan baik oleh penanggung jawab proses bisnis."
Auditor internal juga, lanjutnya, senantiasa bersedia bekerja sama merumuskan berbagai kajian dalam menghadapi permasalahan yang dihadapi unit bisnis tertentu atau organisasi secara keseluruhan.
"Dalam menjalankan tugasnya ini, auditor internal melandasi diri dengan kerangka kerja profesi yang berlaku secara internasional (international professional practices framework)," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti