Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menjadikan Temuan Auditor Penting dan Menarik bagi Pembacanya

Oleh: Diaz Priantara, Profesional dalam bidang Assurance, Accounting, Tax, GRC, Anti Fraud Practitioners

Menjadikan Temuan Auditor Penting dan Menarik bagi Pembacanya Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Mengapa pembaca laporan audit internal atau laporan audit eksternal tidak tertarik membaca dan memahami isi laporan audit? Jawabannya adalah banyak faktor yang membuat para pembaca enggan, tidak tertarik, dan kapok membaca laporan audit. 

Salah satunya adalah cara auditor atau pemeriksa mengkomunikasikan atau menyusun temuan audit sehingga masalah yang sebenarnya penting dan menarik tidak dipahami pembacanya. Masalah di sini berarti temuan auditor berupa penyimpangan, deviasi, kekurangan, kelemahan, ketidakhematan, ketidakefisienan, dan ketidakefektifan. Semuanya berkonotasi negatif dari sudut pandang auditor atau pemeriksa. 

Pada tulisan sebelumnya tanggal 13 April 2024 (baca di sini), saya telah menguraikan tentang cara mengeksplorasi akar penyebab masalah sehingga rekomendasi auditor memiliki makna dan manfaat bagi yang diaudit.

Rekomendasi yang diberikan auditor harus memiliki hubungan atau korelasi yang kuat dengan akar penyebab masalah atau temuan. Penelitian dan analisis atas akar penyebab masalah memerlukan ketrampilan auditor dan pengetahuan atas metode analisis akar penyebab masalah.

Auditor meneliti dan menganalisis akar penyebab masalah karena adanya temuan. Oleh karena itu mendapatkan dan mengembangkan temuan merupakan aktivitas auditor yang sangat kritikal juga. Kali ini saya membahas tentang temuan audit.

Berdasarkan urutan berpikir maka eksplorasi dan pembuktian suatu temuan mendahului eksplorasi dan analisis penyebab masalah (temuan). Temuan sendiri seharusnya memiliki pesan kepada pembaca laporan audit bahwa temuan tersebut penting sehingga perlu diketahui dan perlu diperbaiki.

Jika uraian tentang temuan tidak memiliki pesan penting, maka akan membuat kesan kepada pembaca laporan bahwa temuan audit tidak memiliki nilai atau tidak bermakna atau tak memiliki arti dan manfaat kepada pembacanya. Ini berarti seperti halnya akar penyebab masalah dan rekomendasinya yang wajib dijelaskan dengan tuntas oleh auditor, temuan audit wajib menyampaikan pesan bahwa temuan ini penting, bernilai serta akan memberikan manfaat (kontribusi) kepada pihak yang diaudit.

Agar temuan audit diakui penting, bernilai, serta akan memberikan manfaat (kontribusi) kepada pihak yang diaudit, auditor wajib memperhatikan sebab-sebab temuan audit tidak memiliki nilai atau tidak bermakna atau tak memiliki arti dan manfaat kepada pembacanya.

Berikut ini adalah penjelasannya.

Tulisan ini merupakan lanjutan dari tulisan sebelumnya tanggal 25 Mei 2024, bisa dibaca di sini.

Baca Juga: PDN Diretas, Pelaksana Hingga Auditor Tak Punya Latar IT

Temuan yang disodorkan auditor kepada pihak yang diaudit tidak signifikan atau tidak substansial sehingga dinilai tidak bermanfaat dan hanya menghabiskan waktu dan sumber daya pihak yang diaudit dalam melayani auditor.

Auditor seringkali berangkat dari persepsinya bahwa temuannya sudah benar karena apa yang dilakukannya sesuai prosedur atau pedoman tanpa memperhatikan dan tanpa mengevaluasi apakah prosedur atau pedoman itu sesuai dengan perkembangan profesi audit atau tidak.

Selain itu, auditor malas meningkatkan kompetensinya secara mandiri atau ia tidak mendapat dukungan dari tempat bekerja untuk mempertahankan dan meningkatkan kompetensi. Padahal, kompetensi yang wajib dimiliki auditor sangat luas sesuai dengan kebutuhan tempat bekerja, klien, dan pihak yang diaudit. 

Auditor yakin bahwa pendekatan dan acuan audit berbasis risiko sudah pasti tepat. Keyakinan ini bisa benar namun bisa menjadi tidak pas. Sebagai contoh keadaan dimana auditor bermain aman untuk melaksanakan audit dan assurance atas risiko kepatuhan atau risiko operasional yang nyaris sama dengan yang sudah dilakukan oleh pemberi assurance yang lain.

Selain itu, temuan yang disodorkan bersifat stopper karena risiko memang berkonotasi negatif tanpa auditor memahami adanya selera risiko dan risiko yang dapat ditolerir atau temuan auditor hanya memotret penyimpangan, ketidaksesuaian, dan sejenisnya. Sehingga pihak yang diaudit terlanjur jemu dan lelah serta muncul stigma stereotip tentang apa yang akan disodorkan auditor dan corak auditnya selalu sama dari tahun ke tahun. Atau, auditor mencoba bermain cantik keluar dari zona nyaman melaksanakan audit dan assurance atas risiko kepatuhan atau risiko operasional, namun sayangnya auditor kurang menguasai pengetahuan yang dibutuhkan, kurang pada kompetensi audit yang sesuai, dan ketidakberanian menjadi mitra strategis dan penasehat (advisor) terpercaya secara organization-wide. Akibatnya isi temuan auditor maupun argumentasinya tidak berbobot, kering dari manfaat yang membawa perubahan mendasar, kering dari pengetahuan atau konsep.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: