Data bea cukai menunjukkan bahwa pengiriman minyak mentah China dari Iran adalah sebesar 855.638 ton bulan lalu, atau 208.205 barel per hari (bpd). Impor berlanjut meskipun Washington mengakhiri pembebasan yang diberikan ke Beijing karena membeli minyak mentah Iran pada Mei.
Menurut penilaian oleh Refinitiv Oil Research, sebanyak 670.000 ton (sekitar 163.000 bpd) minyak mentah Iran dikeluarkan pada Juni di Tianjin yang terletak di China utara dan Jinzhou di timur laut. Sedangkan 430.000 ton minyak mentah Iran lainnya habis pada Juli di Jinzhou dan Huizhou di China Selatan.
Baca Juga: Perang di Teluk Persia Akan Sebabkan Minyak Lewati US$325 Per Barel
Sebagaimana diberitakan laman rt.com, belum lama ini, Washington memasukkan ke daftar hitam perusahaan China Zhuhai Zhenrong yang merupakan pembeli minyak Iran terbesar di dunia. CEO Zhuhai Zhenrong, Youmin Li, pun dimasukkan dalam daftar hitam AS.
Ekspor minyak mentah Iran telah berada dalam bahaya sejak Gedung Putih memberlakukan kembali sanksi terhadap Iran pada November tahun lalu, serta menuntut semua negara menghentikan impor minyak dari negara tersebut.
Teheran mengatakan akan menentang sanksi tersebut dan akan terus mengekspor minyak. Pada April, Washington mengatakan akan mengakhiri keringanan sanksi Iran yang telah diberikan kepada China, India, Yunani, Italia, Taiwan, Jepang, Turki, dan Korea Selatan untuk memastikan rendahnya harga minyak dan menghindari gangguan ke pasar minyak global.
Keputusan untuk mengakhiri keringanan "dimaksudkan untuk membawa ekspor minyak Iran ke angka nol," kata Washington, memperingatkan bahwa negara-negara yang terus membeli minyak mentah Iran setelah batas waktu 2 Mei akan menghadapi risiko menghadapi sanksi AS.
Baca Juga: AS Akan Jatuhkan Sanksi ke Negara Manapun yang Impor Minyak Iran
Teheran telah mengakui bahwa pembatasan AS yang lebih ketat telah memengaruhi ekspor meskipun otoritas negara itu bersikeras mereka akan terus menjual minyak mentah melalui metode yang tidak konvensional.
China telah mengkritik penggunaan Washington atas sanksi terhadap negara-negara lain, dan menandainya sebagai bentuk "penindasan." Beijing mengatakan akan mempertahankan hubungan perdagangan dan energi dengan Teheran meskipun fakta bahwa beberapa perusahaan besar China telah dipengaruhi oleh sanksi AS atas peran mereka dalam impor energi dari Iran.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: