Sistem perbudakan tidak hilang. Hanya saja bentuknya yang berubah dan berkembang mengikuti zamannya. Rt.com melansir laporan dari Walk Free Initiave bahwa ada 40,3 juta orang yang hidup di bawah kondisi perbudakan pada 2018.
Walk Free menyebutkan perbudakan modern meningkat, khususnya dalam rantai pasokan bisnis. Dikutip dari sumber yang sama, Manajer Walk Free, Katharine Bryant mengatakan kepada Quartz bahwa terdapat sekitar 16 juta korban perbudakan bekerja dalam rantai pasokan yang tidak terpantau dengan baik. Jumlah tersebut tidak termasuk pekerja anak atau kondisi kerja yang eksploitatif.
Baca Juga: Demokrat: Indonesia Kerja Mirip dengan Perbudakan
Masih banyak negara yang belum memiliki hukum yang kuat untuk mencegah perbudakan modern tersebut. Ada kurang dari 40 dari 183 negara yang disurvei memiliki sistem dan hukum untuk mencegah bisnis dari pembelian produk yang bisa jadi menggunakan tenaga kerja "budak".
Demikian pula dengan negara yang sudah memiliki perundang-undangan untuk mengantisipasi pembelian dari produk yang dibuat dari "perbudakan". Mereka juga belum efektif mengimplementasikannya. Oleh karena itu, hal ini sangat menantang untuk memastikan barang-barang yang dikonsumsi bebas dari "tenaga budak".
Dari informasi yang dilansir oleh rt.com, sektor fesyen dan teknologi dinilai sebagai sektor utama yang dikenal menggunakan "kerja paksa".
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: